Komentar :
Joko Yuwono (29/04/2018 03:58)
Akademi Militer Tangerang, di bawah komando Mayor Daan Mogot, pertama kali dibentuk di Kota Tangerang. Saat itu ada beberapa akademi militer, yang kemudian digabungkan ke Akademi Militer (ex Militaire Academie), di Magelang, Jawa Tengah, pada 1957.
Pada 25 Januari 1946, Mayor Daan Mogot memimpin puluhan taruna Akademi Militer Tangerang ke markas pasukan Jepang, di Desa Lengkong, Tangerang, dengan misi melucuti senjata pasukan Jepang.
Mogot saat itu didampingi sejumlah perwira, antara lain Mayor Wibowo, Letnan Soetopo, dan Letnan Soebianto Djojohadikusumo (paman dari Prabowo Soebijanto). Dengan mengendarai tiga truk dan satu jip militer, mereka berangkat ke Lengkong, dan di depan pintu gerbang markas, tentara Jepang menghentikan mereka.
Saat itu, hanya Mogot, Mayor Wibowo, dan seorang taruna Akademi Militer Tangerang, yang diizinkan berunding dengan pimpinan pasukan Jepang itu. Adapun Djojohadikusumo dan Soetopo memimpin para taruna yang menungggu di luar.
Semula proses perlucutan senjata itu lancar namun tiba-tiba terdengar rentetan letusan senapan dan mitraliur dari arah tersembunyi. Itulah awal kontak senjata yang tidak seimbang.
Mendengar rentetan senjata, sebagian tentara Jepang merebut kembali senjata mereka yang semula diserahkan. Mudah ditebak bahwa pasukan Mogot itu bertumbangan karena kekuatan senjata yang tidak seimbang. 33 taruna dan tiga perwira TRI gugur dalam peristiwa itu, ditambah seorang taruna Akademi Militer Tangerang yang gugur di rumah sakit. Sejak itu pertempuran itu dinamakan Pertempuran Lengkong.
Untuk mengenang Pertempuran Lengkong, didirikanlah dua tempat bersejarah, yaitu Taman Makam Pahlawan Taruna yang bertempat di KM 24,5 Jalan Raya Daan Mogot, Tangerang, dan Monumen Lengkong, di wilayah Serpong.
Pada dinding prasasti monumen yang didirikan pada 1993 itu terukir nama-nama taruna dan perwira yang gugur pada Pertempuran Lengkong. Sedangkan di dalam museumnya, terpampang foto-foto perjuangan para taruna militer di Indonesia beserta akademinya.
Pada 2005, Kepala Staf TNI AD (saat itu), Jenderal TNI Ryamizard Ryacudu, menetapkan 25 Januari (1946) sebagai Hari Bhakti Taruna Akademi Militer.
Kini masyarakat, kata Wismansyah, diharapkan dapat menggunakan museum ini sebagai wisata edukasi dalam menambah wawasan sejarah karena dilengkapi perpustakaan.
Museum ini berisi mengenai foto-foto sejarah para taruna saat menempuh pendidikan Akademi Militer Tangerang dan Peristiwa Lengkong, di Desa Lengkong, Serpong, pada 25 Januari 1946 terbagi dalam tiga ruangan.
Ruangan pertama terdapat perpustakaan mini yang memuat buku-buku sejarah peninggalan zaman dahulu yang tetap dipertahankan dan deretan foto pahlawan nusantara.
Di ruangan tengah yang mengusung konsep minimalis modern, terdapat sejumlah foto para Taruna dan sejarah singkat Peristiwa Lengkong yang dilengkapi foto para pahlawan.
Sedangkan ruangan ketiga adalah di desain seperti zaman perjuangan ketika para veteran memberikan materi kepada pelajar sehingga dapat memunculkan semangat perjuangan.
muhammad fajar sidik (10/03/2018 15:10)
Kuy kesini
Adjie Moetz (28/12/2017 16:01)
Tempat bersejarah
Ardnas dewi (16/08/2017 00:59)
A place to learn and remember the Lengkong War.. you must take off your footwear before exploring the museum..
Budi Pintoro (31/07/2017 14:40)
Merupakan musium dan peninggalan para pejuang kemerdekaan pd zamannya serta sejarah berdirinya kota tangerang pd khususnya
Nur Bhara (24/12/2016 15:52)
Ok
Adhie Santoso (31/10/2017 09:08)
Musium sepiiii
Dwi Arsa (26/09/2017 07:29)
Recommended bagi yg mau tau sejarah di kota Tangerang
Daffa Ramadhan (25/07/2017 02:06)
Bagus
suryadi kazuya (24/06/2017 13:44)
Ada makam Daan Mogot yang diabadikan menjadi nama jalan tersibuk
Adhitya gemilang (21/05/2017 09:43)
Berkesan, banyak mengenal sejarah pahlawan dan tokoh-tokoh di kota tangerang
Abdullah (29/04/2017 15:46)
Gedung sedikit kurang terurus
Rudiansyah Rudi (02/03/2017 04:22)
Tempat sejarah
ardan ramdhan (18/12/2016 04:44)
Oke