Komentar :
Elang Rimba (25/04/2018 01:22)
Kurang proteksi terhadap bangunan liar dan perkebunan di sekitar kawasan, habitat bunga anggrek vanda hookeriana
Emong Soewandi (23/01/2018 14:09)
Danau yang indah. Salah satu destinasi wisata di Kota Bengkulu. Sayangnya, pondok-pondok yang berbaris di sepanjang bibir danau sangat mengganggu pemandangan, yang membuat orang-orang sedikit enggan mengunjungi danau ini
Afif Afandi (15/01/2018 01:57)
Cagar alam ini terletak di tengah kota Bengkulu, dimana cagar alam ini juga mencakup Danau dendam Tak Sudah yang berada di pinggir jalan raya, sehingga tidak terlalu sulit untuk mencapai tempat ini. Wisata di tempat ini belum dikelola dengan baik, tetapi yang punya hoby mancing bisa menyalurkannya di tempat ini.
uli hasibuan (22/12/2017 10:48)
Kalau mau nongrong di pinggir danau ini harus belanja makanan atau minuman. Kalau tidak... you know lah... Mudah-mudahan ke depan suasananya akan lebih baik lagi. Sehingga semua orang dengan senang hati bisa menikmati pemandangan danau yang tenang
taufiqurrahman aa (07/01/2017 08:56)
Great
Rendra Regen Rais (17/11/2016 19:08)
An exotic nature reserve near the capital of Bengkulu...
Feryn Yulnico (03/10/2017 15:58)
Danau dengan tarif termahal di bengkulu
Dwi Sulistiyo (21/09/2017 00:36)
Kurang ter urus
Usman Yasin (09/08/2017 23:54)
Cagar Alam Danau Dusun Besar. Adalah kawasan Konservasi dan ditemukannya Anggrek Pensil yang sudah langkah dan dilindungi UU.
Tomy Bengkulu (03/07/2017 14:04)
Tengah kota
Jaka Tri Yana (09/06/2017 04:04)
Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) adalah sebuah danau yang terletak di Provinsi Bengkulu. Danau ini berlokasi di Kelurahan Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Danau Dendam Tak Sudah memiliki luas keseluruhan 557 dan luas permukaan 67 hektare.
Danau Dendam Tak Sudah diperkirakan terbentuk dari aktivitas gunung berapi di daerah tersebut. Mengingat penting dan strategisnya keberadaannya, tahun 1936 Danau Dendam Tak Sudah ditetapkan sebagai cagar alam dengan luas 11,5 hektare oleh Pemerintah Hindia Belanda. Kemudian, tahun 1979, kawasan cagar alam ini dipeluas menjadi 430 hektare. Tahun 1999 wilayah cagar alam diperluas lagi menjadi 577 hektare
Menurut cerita warga setempat, buaya dari Danau Dendam Tak Sudah, bertarung melawan buaya asal Lampung, Provinsi Lampung di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Dalam pertarung tersebut, buaya Danau Dendam Tak Sudah berhasil mengalahkan buaya asal Lampung. Hanya saja, dalam pertarungan itu, buaya alas Danau Dendam Tak Sudah kehilangan ekor. Konon pada saat itu, buaya buntung Danau Dendam Tak Sudah bersumpah pada buaya asal Lampung, dengan kutukan, "Kalau main ke Danau Dendam Tak Sudah tidak akan dikasih makan". Konon sejak adanya dendam buaya tersebut, maka danau disebut warga setempat menyebutnya dengan 'Danau Dendam Tak Sudah'.
Warga sekitar Danau Dendam Tak sudah percaya bahwa buaya yang buntung itu sering muncul menjelang perayaan hari besar, seperti Hari Raya Idul Fitri. Oleh karena itu, menjelang hari Idul Fitri, warga yang mendirikan pondok jualan di sekitar Danau Dendam Tak Sudah selalu menghentikan mencari ikan, berjualan, serta kegiatan lain.
Tidak hanya itu, kemunculan buaya ke permukaan danau juga dikaitkan dengan bencana yang melanda Kota Bengkulu. Ketika Bengkulu diguncang gempa 7,3 Skala Richter (SR) tahun 2000 dan gempa besar berkekuatan 7,9 SR tahun 2007, buaya buntung dikabarkan muncul kepermukaan danau
Sang Ayu (24/05/2017 04:03)
Bagus