Komentar :
Andi Irsyad (18/03/2018 07:04)
Pengen jalan" ke kota sutera
Rahman Mhan (16/07/2017 22:39)
Saya warga sementara ini berdomisili di Wajo. Maaf, sebelumnya sy hanya ingin menyampaikan sedikit pengalaman pribadi saya selama berada di Kabupaten Wajo. Kiranya tidak berkenan, mohon maaf sebelumnya, tapi menurut saya ini buat masukan juga dan demi kebaikan Kabupaten Wajo kedepannya.
Saya melihat penataan infrastruktur Kabupaten Wajo akhir akhir ini sangat jauh tertinggal. Dimana sejumlah ruas jalan poros kabupaten (Trans Sulawesi) rusak parah. Secara rinci itu ada di Keera, Siwa dan sekitarnya. Disana kondisi jalan saat ini jauh dari kelayakan. Selain berkubang, juga dipenuhi genangan air. Sementara jika kondisi jalan kering, justru penuh debu. Laju kendaraan di daerah itu hanya bisa di lalui di bawah kecepatan 30 km/jam. Padahal ini jalan utama penghubung kabupaten dan provinsi. Tidak sedikitpun warga setempat kesal dengan kondisi jalanan di wilayahnya dengan menanam pisang di tengah jalan sebagai bentuk kekecewaan terhadap pemerintah kabupaten Wajo. Pun tidak sedikit korban kecelakaan disana akibat buruknya infrastruktur jalanan.
Selain dari infrastruktur jalanan di Keera dan Siwa, ada juga sedikit yang mengganjal di benak saya ketika saya melintas di Jl. Budi Utomo pertigaan Jl. Rusa yang tidak jauh dari Kantor Bupati. Tepatnya di sebelah utara traffic light (lampu merah naseng La Ogi) disitu banyak sekali penjual ikan kering di atas trotoar jalan. Anehnya menurut saya kenapa tidak pernah ditertibkan oleh pihak yang berwenang, apalagi di tempat itu rutin ada polisi lalu lintas melakukan sweeping pengendara. Bukan trotoarnya yang saya sayangkan, tapi kemacetan kendaraan disitu bisa dipastikan terjadi setiap sore mulai pukul 16.00 - 18.30. Karena setiap pembeli yang mampir pasti parkirnya di bahu jalan, otomatis membuat pengendara lain terganggu. Dan biasanya yang parkir di bahu jalan tidak hanya satu kendaraan mobil, bahkan sampai belasan mobil. Belum lagi pembeli yang menggunakan motor secara otomatis menambah kemacetan kendaraan lainnya. Parahnya, polisi setempat biasanya memanfaatkan kondisi kemacetan untuk merazia pengendara, bukannya mengurai kemacetan yang ada.
Tak jauh dari tempat itu, hal serupa juga terjadi di wilayah Pasar Tempe. Tanpa saya cerita panjang lebar, setiap sore terjadi kemacetan kendaraan akibat buruknya penataan tempat parkir pengendara yang hendak belanja di pasar Tempe. Kiranya sebulan ada polisi yang TEGAS yang betul betul kerja demi kepentingan orang banyak, saya yakin hal ini bisa diatasi. Ini bukan Jakarta, volume kendaraan masih sangat jauh di bandingkan di Ibukota. Jadi menurut saya jemacetan sangat bisa diatasi disini tergantung siapa yang mau bekerja sepenuh hati, bukan sepenuh gaji.
Tabe', saya minta maaf buat seluruh masyarakat wajo, kritikan dari saya hanya sejedae masukan dengan niat saya ingin melihat wajo lebih baik. Tidak ada maksud catatan atau komentar saya ini menyinggung perpolitikan di daerah ini, karena bagaimanapun saya warga luar wajo dan sama sekali tidak ada kepentingan di bidang politik / pemerintahan di Kabupaten Wajo.
Salama'ki topada salama wali wali.. Wassalam..
Andi Imran (17/10/2016 17:11)
Semoga sukses selalu buat kota wajo
rahmat sisila (04/10/2016 01:58)
Estetika bangunan khas kota sengkang
Alex Satrio (29/08/2016 05:08)
not organized as government building
LA Tenritatta Iqbal (22/10/2015 02:28)
salam buat bapa ibu saya yg di wajo
Muhammad Rusman (02/08/2016 22:36)
Ewakoo!
Muh Sabil Musafir (07/07/2016 09:21)
Salam bapak abur & ask
dadang ganteng (25/04/2014 02:24)
Maradeka to wajoe adenna napopuang