Komentar :
Bonifacius Suksmodardo Sulaksono (16/04/2018 09:04)
Cikal bakal jemaat GKJ Tuban berawal dari orang-orang yang terpanggil dalam pelayanan dalam bidang kesehatan di Tuban (diawali gadis Soentjani (Segaran- Mojowarno) th, 1925 yang menikah dengan Pemuda Darmowinoto (Guru rakyat dari Kediri)), disusul saudara-saudara dalam Kristus dari Jomban, Blora.
Dalam pemeliharaan Rohani menginduk di GKJTU Bojonegoro (Pdt. Hansen , dilanjutkan Pdr. Paul Kroh, -Salatiga Zending). Dilanjutkan Pdt. Raden Soetjipto (GKJTU Bojonegoro). Jaman Jepang, jemaat Kristen Tuban memisahkan diri dari GKJTU, mereka belajar mandiri dengan saling melayani satu dengan lainnya (yang akhirnya menjadi dasar ingin dilayani oleh GKJ).
Dengan bertambahnya tahun dan pelayanan yang ada, jumlah orang Kristen di Tuban berkembang menjadi 50 jiwa (5 KK, 15 dewasa,anak-anak). Danpada tahun1950 (14 Agustus) jemaat Kristen Tuban menyatakan diri sebagai jemaat dewasa yang mandiri (dijadikan hari pendewasaan GKJ Tuban). Dan dalam Sinode Kesatuan, mereka dilayani kembali oleh GKJTU Bojonegoro.
Namun setelah Sinode Kesatuan pecah lagi, jemaat mandiri Tuban mengambil keputusan bergabung dengan Gereja Kristen Jawa, Pdt. R. Soetjipto akhirnya menyerahkan keberadaan jemaat (kelompok) Kristen Tuban kepada GKJ (Kalsis Blora-Bojonegoro)
1 Juni 1953 Deputat Pemasyuran Injil Klasis Blora-Bojonegoro mengutus Guru Injil Soeratmin Tjipto Joewono (Kaliceret), untuk melayani jemaat GKJ Tuban yang baru mandiri.
Setelah diutus jemaat mengikuti kursus aplikasi di Akademi Theologi Jogjakarta, 17 Nopember 1959 Guru Injil Soeratmin Tjipta Joewana ditahbiskan sebagai Pendeta GKJ Tuban, didampingi 4 Majelis (bp. Wagino Martodarsono, bp. Joesoep Martodihardjo, bp. Toegirin Darmohoesodo, bp. Mirmanoe Darmoredjo) dengan jumlah jemaat tercatat sebanyak 96 jiwa. Dalam perkembangannya, GKJ Tuban juga bergerak dalam bidang pendidikan dengan merintis dan mendirikan sekolah Farming Menengah Atas Kristen (yang sekarang menjadi SMK Pelayaran Kristen Tuban).
Joko Wied (03/02/2018 14:47)
religius
Christina Kurniawaty (07/01/2018 04:22)
Tempat ibadah klasik..gbu
tahan cambahneo (09/12/2017 09:16)
Oke
Soul- J (12/09/2017 08:47)
Tempat ibadah saya setiap hari minggu
Bobby Jakarta (12/12/2015 20:50)
Baru tau