Komentar :
rio dermawan (07/04/2018 16:37)
Sejarah tentang Dara Juanti berlayar ke tanah Jawa bukanlah hal yang baru. Tatkala ditelusuri akan membawa kita kepada kilas balik sejarah di awal tahun 1400 M. Betapa tidak? Kita tidak mungkin menafikan, atau menghilangkan begitu saja nama kerajaan besar di tanah Jawa. Kaitannya sangat erat dengan cikal bakal raja-raja Sintang selanjutnya, dan tidak bisa terlepas dari keberadaan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Sebab nama Patih Lohgender tercantum dalam sejarah Majapahit, sebagai seorang patih pada masa pemerintahan Dewi Suhita yang bergelar Ratu Kencana Wungu turunan ke 6 dari Raden Wijaya pendiri Kerajaan Majapahit tahun 1292.
Dalam perjalanan mencari abangnya Demong Nutup yang konon ditawan oleh kerajaan Majapahit. Saat tiba di tanah Jawa terjadi pertemuan yang singkat antara Patih Lohgender dengan Dara Juanti, situasi di kerajaan Majapahit semakin memanas, seakan-akan menunggu kehancuran karena perebutan tahta kekuasaan yang mengakibatkan perang saudara, dimana Bhre Wirabumi (dikenal sebagai Minak Jinggo) Raja Belambangan memberontak. Ia tidak setuju dengan pengangkatan Dewi Suhita sebagai raja, Sebab ia merasa lebih berhak duduk di tahta Kerajaan Majapahit. Pararaton mencatat, Perang Paregreg (perang yang berangsur-angsur) yang berlangsung tahun 1401 – 1406 M antara Wikramawardhana-Bhre Wirabhumi terjadi pada tahun Saka naga-loro-anahut-wulan atau 1328 Saka (1406 M).
Kembali kepada pertemuan antara Patih Lohgender dengan Putri Dara Juanti di tanah Jawa, tersirat beberapa ujian yang diberikan oleh Patih Lohgender kepada Putri Dara Juanti sebagai bukti apakah Demong Nutup itu benar abangnya atau bukan. Ujian pertama adalah Dara Juanti dan Demong Nutup diminta untuk berbaring diatas satu buah pelepah daun pisang. Artinya apabila pelepah daun pisang itu pecah, maka mereka bukanlah saudara. Setelah melakukan ujian itu ternyata pelepah daun pisang sebagai alas untuk keduanya berbaring tidak pecah. Artinya mereka berdua benar-benar saudara.
Setelah melewati ujian pertama, Patih Lohgender masih belum puas, dia ingin membuktikan siapa sosok ksatria yang penampilannya mirip perempuan. Patih Lohgender menguji lagi untuk melompat sebuah sungai, karena menurut kepercayaan masyarakat di Majapahit saat itu apabila yang melangkahi sungai itu betul-betul seorang perempuan, maka dengan seketika dia akan datang menstrusai/haid akan keluar. Dara Juanti terdiam sejenak karena takut penyamarannya diketahui oleh Patih Lohgender. Tetapi tiba-tiba datang seekor burung elang yang selalu menemani Putri Dara Juanti menghampirinya seolah-olah berkata segera untuk melakukan ujian itu. Dengan penuh percaya diri Dara Juanti melakukannya tiba-tiba burung kesayangannya itu langsung menabrak dada Dara Juanti dan burung itu mengoyak dadanya sendiri sehingga darah segarpun bercucuran. Dengan melihat darah yang itu Patih Lohgender begitu yakin bahwa dalam penyamaran itu adalah seorang perempuan. Tetapi betapa kagetnya Patih Lohgender ketika Dara Juanti mengatakan bahwa darah itu adalah darah burung sembari menunjukan burung yang ada ditangannya. Namun saat itu Putri Dara Juanti kembali melompati sungai itu untuk menghampiri Patih Lohgender lagi, dan tanpa disadari penutup kepala Putri Dara Juanti terlepas. Dan pada akhirnya Putri Dara Juanti membuka semua tutup kepalanya dan menguraikan rambutnya yang panjang. Betapa kagetnya Patih Lohgender ketika melihat wajah cantik yang dihadapannya memiliki ilmu kenuragaan yang tinggi, yang ternyata kecurigaannya memang benar terjawab bahwa itu sosok wajah perempuan yang menyamar sebagai laki-laki.
Joko Yuwono (24/02/2018 09:00)
Istana Al Mukarrammah merupakan istana peninggalan Kerajaan Sintang yang dibangun pada tahun 1839. Pada awalnya Kerajaan Sintang adalah Kerajaan Hindu yang kemudian beralih menjadi Kerajaan Islam.
Pada masa Kerajaan Sintang Hindu, Istana Sintang dibangun sesuai arsitektur rumah panjang, khas Masyarakat Dayak. Namun, setelah Kerajaan Sintang menganut agama Islam, terutama pada masa pemerintahan Raden Abdul Bachri Danu Perdana, dibangunlah gedung istana yang baru dengan nama Istana Al Mukarrammah. Istana ini dibangun pada tahun 1937 oleh seorang arsitek Belanda. Konstruksi bangunannya masih menggunakan struktur rangka kayu, tetapi dengan pondasi tiang beralas beton. Atap istana terbuat dari sirap kayu belian dan diperkuat juga dengan plafon asbes. Dinding istana juga dilapisi dengan semen setebal ± 3cm.
Istana Al Mukarrammah secara keseluruhan memiliki luas bangunan sekitar 652 m2 yang terdiri dari 3 bagian bangunan simetris. Bangunan utama terletak di bagian tengah agak ke depan, sedangkan 2 bangunan lainnya masing-masing mengapit di sisi barat dan timur bangunan utama. Bangunan utama terdiri dari serambi depan, ruang tamu, ruang pribadi sultan, serta serambi belakang. Bangunan pengiring di sisi barat bangunan utama digunakan sebagai ruang istirahat dan ruang keluarga sultan, sementara bangunan di sisi timur difungsikan sebagai ruang tidur tamu sultan.
Ayah Manggeng (04/01/2018 01:36)
Good
Mulyadi Ardiansyah (05/09/2017 02:51)
Tempat bersejarah bagi Indonesia.lambang kesultanan Sintang menjadi model dibuatnya Lambang Negara Burung Garuda oleh Sultan Hamid II.
Alwaziry Alwaziry (17/12/2015 11:39)
amazing view on the river if the water high level at rainy seasons ... i like sitting there before sunset.. itu tempat indah
Fani Irwan (06/10/2017 03:15)
Musium sintang
ahmad zerico (30/09/2017 04:49)
Peninggalan yang masih terpelihara.
Apriansyah Firdaus (20/09/2017 00:43)
Koleksi keraton sudah tak banyak
Tiyan Apriadhie Ramadhan (14/09/2017 04:40)
Haul penobatan sultan sintang
Grandomk Ganteng (01/07/2017 14:49)
Tempat bersejarah kota sintang
Dwi zulfikar (13/01/2017 17:07)
tempat bersejarah kota sintang
Dipqi Ghozali (02/01/2017 04:45)
Tempat bersejarah.
Bellavega Terra (01/01/2017 10:58)
Waterfront kapuas..asik kumpul2 sambil nikmati sunset
Mochamad Zahrian Hakim (31/12/2016 09:06)
Kondisi Keraton/Kesultanan cukup baik dan bersih
Indra Mahyudin (15/07/2016 12:40)
Sangat membantu
Yuli Imam Ma'arif (19/06/2016 23:04)
Tempat paling bersejarah di sintang