Komentar :
Maulana Kurnia Putra (27/09/2016 09:14)
Puluhan karung RASKIN telah diisi penuh pasir di depan Musholla Miftahul Huda, Kampung Rukem, Purworejo. Di halaman musholla penuh dengan bahan bangunan yang sudah ditata, siap untuk pembangunan satu proyek. Para ibu dan nenek pun tiba, beberapa mengusap basah peluh di wajah dengan selendang lurik tenun panjang.
Bu Juwarti salah satunya, bersama puluhan para ibu dan nenek mengangkut pasir dan batu bata untuk pembangunan instalasi saluran air di Kampung Rukem, Purworejo. Terik siang jam 11 di kampung perbukitan saat musim kemarau bulan September, para ibu terus menggendong 1 sak 20 KG pasir menuju 5 lokasi mata air yang sedang dibendung oleh para bapak.
1,5 kilometer, menyusur jalan setapak perbukitan dan menyeberang terjal tebing sungai. Sudah sepuluh kali Bu Juwarti mengantar pasir dan batu bata ke lokasi pembangunan di atas Bukit Pajangan, bekas lokasi longsor yang kini mengeluarkan mata air. Hari ini sampai tiga hari ke depan, para warga meninggalkan sejenak aktivitas rumah tangga: sejenak melupakan mencuci, mencari rumput di ladang, dan menjemur nasi “aking”.
Setelah bencana longsor Ramadhan 1437 H lalu, 11 titik longsor mengubah wajah Kampung Rukem, Purworejo. Duka telah berhenti, Bu Juwarti adalah salah satu warga yang memiliki mimpi tentang masa depan yang lebih baik. Semangat para warga tumbuh dari satu ikhtiar membangun instalasi saluran air yang lebih baik setelah longsor untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Kampung Rukem yang berjumlah 450 jiwa.
Kampung Rukem kini mulai berbenah, PPPA Daarul Qur’an terus mendampingi aktivitas pembangunan bersama para warga. Instalasi saluran air kelak akan dikelola oleh para warga yang akan menjadi panita DKM Musholla Miftahul Huda, dan anak-anak kampung kini sudah mulai mengaji-menghafal Al-Qur’an bersama pengajar tahfidz PPPA Daarul Qur’an.
Malam menjelang, dendang sholawat terdengar lantang dari Musholla Miftahul Huda, mulai terlihat lima belas orang lelaki, beberapa ibu, dan puluhan anak-anak berjalan menuju Musholla untuk sholat Maghrib. Jumlah jamaah yang terbilang cukup banyak dibanding kondisi sebelum adanya ikhtiar membangun instalasi saluran air. Setelah sholat, para jamaah kini memulai mengaji-menghafal pertamanya. Beberapa memerhatikan pengajar, beberapa mengangguk-kantuk karena lelah seharian bergotong royong.
3 September 2016, malam pertama seluruh warga mulai mengaji dan semoga istiqomah. Situasi seperti inilah yang menjadi mimpi Bu Juwarti dan warga kampung Rukem lainnya, sebagai pamrih peluh keringat menggendong pasir dan batu bata membangun instalasi saluran air Kampung Rukem. Yakni, mimpi warga tentang masa depan yang lebih baik saat dekat dan akrab dengan Al-Qur’an. Rukem, adalah ikhtiar dari sebuah mimpi dakwah Al-Qur’an yang indah di pelosok daerah. Kelak, Kampung Rukem akan menjadi Program Kampung Qur’an PPPA Daarul Qur’an, sehingga lahir generasi Penghafal Qur’an dari satu kampung terpencil bekas lokasi longsor di perbukitan Purworejo.[]