Komentar :
anr chanel (29/05/2018 04:13)
Ngadem disini sambil belajar sejarah
rasid azis (12/04/2018 07:18)
Give excellent experience for history knowledge
Billy Purwocaroko Noeringtyas (25/02/2018 09:00)
Best place for digging ur ancestors and knowing ur ancient time in ur area. Very recommended for Children
黃妤婷 (04/11/2017 05:43)
Would be better if provides English Instruction!
A Glenn (16/01/2017 10:19)
Nice place to learn about history of Pithecanthropus Erectus from the fossils that has been found by Eugene Dubois in 1891 and the history from another fosils, but still needs some improvement by the Government for the place (maybe The Government of East Java can hold some promotion in television) and maybe hold some great events for tourist attractions (for example: Wayang/Shadow Puppets Festival). The nice thing that the northern area of the site has been improved as camping ground.
Retno D. Setyarini (26/12/2016 11:54)
The government should do something more than just use it as city branding. marketing strategy doesn't stop just by adding the pithecantropus figure in front if the city hall.
Maftuh Shoim (11/07/2017 02:34)
Just good for knowing, need improvement for facility and parking lot
yayanm 1k (03/07/2017 22:34)
Easy access from Solo~Ngawi national road (±3.5km). Light food stall available. Muslim praying room available, toilet available although not in good condition.
Stagnan collection on display from last previous visit 3/4 years ago, audio visual room locked up, many children's play facilities are broken and not maintained properly. The camping ground is not taken care and dirty, the flying fox cable is rusty and the tree house in the back of museum is in questionable condition.
Please reverse all the above conditions, add more collection, exhibitions, and running audio visual room everyday for certain hours (like in Monkasel Surabaya), maybe add access to the Bengawan Solo river behind the museum (or add better observation deck), more promotion and create package with other tourist destination like Tawun, some waterfalls in Jogorogo & Ngrambe area, Jamus tea plantation etc will help the museum life.
anton rusdianto (22/04/2017 09:59)
Stegodon fossil
AG (16/01/2017 10:19)
Nice place to learn about history of Pithecanthropus Erectus from the fossils that has been found by Eugene Dubois in 1891 and the history from another fosils, but still needs some improvement by the Government for the place (maybe The Government of East Java can hold some promotion in television) and maybe hold some great events for tourist attractions (for example: Wayang/Shadow Puppets Festival). The nice thing that the northern area of the site has been improved as camping ground.
Brahma Hemera (07/01/2017 08:23)
On this place you can see human history about 1.8 million years ago
diky riono (30/12/2016 02:29)
Exelent
Mojopahit Gapura (13/09/2016 02:34)
Need some renovations for added -value in tourism.
Dipo negoro (04/10/2016 05:55)
Ada banyak pelajaran sejarah disini
Wawan Widyawan (03/09/2016 18:01)
important place but not managed
Fuad G Prihananto (08/07/2016 17:25)
For new history
Vernita Lim (22/06/2016 04:01)
It's a place you can learn about fossil of ancient human.
Sigit Hermawan (06/05/2016 15:16)
Saat kesitu pas tutup...
Gandhi Mardiansyah (26/05/2015 02:12)
Libur tahun lalu, saya dan ibu saya mengunjungi Ngawi, Jawa Timur untuk berziarah. Saya sering mendengar nama 'Trinil' dalam materi sejarah SMP, namun saya tidak pernah datang ke sana (padahal Ngawi adalah kampung halaman ibu saya). Akhirnya, kami menyempatkan diri untuk mampir ke Museum Trinil.
Lokasi museum ini sangat terpencil dari keramaian. Setelah turun dari bis jurusan Solo, masing-masing dari kami harus menaiki ojek melewati pedesaan dan persawahan. Mungkin kalau saya kira-kira, jarak antara jalan raya Solo-Ngawi dengan Museum Trinil sekitar 8 km.
Sampailah kami di gerbang museum. Karcis masuk ke dalam museum sangat terjangkau (standar museum kebanyakan). Suasana di halaman museum ini sangat sepi, sehingga kami bisa menikmati suasana yang tenang.
Halaman museum ini sangat tertata rapih. Pepohonan yang tumbuh rindang membuat hati sejuk. Di depan museum, terdapat pendopo untuk bersantai-santai dan sejumlah patung hewan-hewan purba seperti stegodon, badak, dll. Menurut penemuan fosil, daerah Trinil memang menjadi habitat bagi hewan-hewan tersebut.
Di bagian belakang museum, terdapat bagian paling bersejarah dan monumental, yakni Tugu Penemuan. Sebuah patok berwarna putih ini menunjukkan arah lokasi penemuan fosil manusia purba yang dilakukan oleh Eugene Dubois. Tepat di belakang tugu itu, terdapat Sungai Bengawan Solo, sungai yang menjadi sumber kehidupan purba di daerah ini.
Setelah menelusuri halaman utama, kami memasuki gedung museum. Gedung ini menyimpan berbagai fosil yang ditemukan di daerah Trinil, seperti fosil manusia purba, stegodon, kerang, dll. Terdapat juga penjelasan dan diorama mengenai kehidupan purba. Suasana di dalam galeri museum ini cukup 'membosankan'. Tapi saya tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Selama berada di gedung ini, kami dipandu oleh seorang penjaga museum yang sangat ramah.
Kemudian, kami keluar dari gedung museum dan menelusuri bagian samping area museum. Terdapat mushola yang bersih, walaupun ukurannya kecil. Lalu, ada taman bermain yang diperuntukkan untuk anak-anak. Di sinilah saya menemukan sisi negatif dari museum ini. Taman bermain ini lebih mirip hutan belantara. Keadaannya tak terurus. Namun karena ini bukan bagian utama dari museum, saya tidak terlalu memikirkannya.
Demikian ulasan dari saya, semoga bermanfaat bagi kalian yang ingin mencari referensi wisata di Jawa Timur. Kunjungilah Ngawi, kota kecil yang sangat indah.