Komentar :
hari mas (28/03/2018 18:22)
Ga ada apa2 nya. Sdh hancur
Dicky al-Farras (24/02/2018 02:22)
Cocok bagi para pecinta/ hoby berkunjung ke tempat candi-candi yang sangat bagus serta pemandangan sekitar yang indah
Nirno Sudiro (13/02/2018 04:05)
Jangan di rusak kawan
Biar anak cucu kita bisa menikmati
Deby Agustia Widyasuci (04/02/2018 05:07)
Majapahit residence
Joko Yuwono (22/01/2018 13:35)
Candi Minakjinggo berada di Dusun Unggahan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, menjadi satu-satunya candi peninggalan Majapahit yang unik. Jika pada umumnya candi tersusun dari bata merah, namun candi yang satu ini tersusun dari batu andesit dengan ukiran yang sarat makna.
Selain itu, Candi Minakjinggo juga menyimpan kisah pertarungan antara Adipati Blambangan (Minakjinggo) dengan Damarwulan.
Bangunan peninggalan Majapahit ini terletak sekitar 100 meter di sebelah timur Kolam Segaran dan sekitar 100 meter di sebelah selatan makam Putri Campa.
Bangunan kuno ini dibuat sejak zaman kerajaan Singosari, sebelum Majapahit berdiri.
Sebagai pondasi, Candi Minakjinggo menggunakan susunan bata merah dengan ketinggian 3,5-4 meter. Sementara bagian tubuh dan kepala candi menggunakan batu andesit yang diukir dengan berbagai bentuk relief.
Itu dibuktikan dari hasil ekskavasi tahun 1977, banyak ditemukan bongkahan batu andesit di dalam Candi Minakjinggo. Hanya saja, karena banyak yang rusak dan hilang, para arkeolog kesulitan menyusun kembali bongkahan batu tersebut.
Bentuk utuh candi belum diketahui. Diperkirakan masih banyak batu yang terkubur. Memakai podasi bata merah soalnya supaya menyerap air, bata merah menjadi lebih kuat jika terkena air sehingga bangunan di atasnya tidak mudah roboh.
Candi Minakjinggo terdiri dari dua bagian. Bagian utama yang diperkirakan sebagai tempat asli candi berupa susunan bata merah yang menyerupai labirin. Pada bagian tengahnya terdapat altar yang diperkirakan sebagai tempat khusus para raja dan kerabat kerajaan Majapahit melakukan pemujaan. Terdapat pula rahang kepala naga pada altar tersebut.
Bongkahan batu besar yang sarat dengan relief itu sengaja ditumpuk begitu saja lantaran para ahli belum bisa menyusun menjadi bentuk sebenarnya Candi Minakjinggo.
Candi ini dulunya berfungsi sebagai sanggar pamujan (tempat pemujaan) khusus para raja dan kerabat kerajaan Majapahit. Hal ini dikuatkan dengan penemuan tiga arca dewa di lokasi tersebut. Diantaranya arca Dewi Sri, Dewi Laksmi, dan arca Garuda Bersayap atau Garuda Wisnu yang melambangkan Dewa Wisnu. Selain itu, pada bongkahan batu andesit ditemukan relief Garuda Wisnu, sapi, dan Makara. Banyak pula ditemukan relief hewan sapi, sapi dalam agama hindu hewan yang disucikan. Juga relief Makara, simbol tolak balak yang selalu ada di setiap bangunan suci zaman Majapahit.
Izar Neko (27/09/2017 03:37)
Walaupun sudah runtuh namun masih terlihat detail seni yang tinggi
Andra trie susanto (02/09/2017 20:38)
Mantrap... Buat pencari spiritual bisa di coba
Rachmad Fachrudin (20/08/2017 23:59)
Cagar budaya yang harus dijaga kelestariannya
Guna 1 GreenSoyBeans (08/06/2017 14:36)
Peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan
Fariz Bagraff (27/05/2017 12:53)
Candi bersejarah yang harus dilestarikan
agoest jayadi (03/04/2017 18:39)
Penemuan yg mengagumkan...sisa2 kejayaan.majapahit
luckman judge (22/02/2017 13:23)
Luar biasa