Komentar :
inung nugroho (18/04/2018 10:10)
kyai tuk songo adalah abdi dalem keraton yogyakarta hadiningrat, dahulu beliau penyebar agama islam di daerah yogyakarta. beliau singgah ke magelang tepatnya ke cacaban untuk menemui nyai gemuling abdi dalem yang beliau cintai namun pergi meninggalkan keraton begitu saja. sampai akhir hayat kyai tuk songo beliau tidak berhasil mempersunting nyai gemuling.
Habib Walidin (04/11/2016 03:08)
Kyai Tuk Songo Graves is located in Cacaban Village, specifically in the side of Progo RIver. In this area there are 7 graves where every Jumat Pon of Dzulhijjah Month, the Nyadran is held.
Berada di bagian barat kota dibawah Kelurahan Cacaban, tepatnya dipinggir Sungai Progo. Di areal ini terdapat 7 buah makam yang setiap hari Jumat Pon bulan Dzulhijjah diselenggaran "Nyadaran".
Nyadaran Ceremony (Perti Desa) is held in Kyai Tuk Songo's grave in Cacaban Village, precisely in the side of Progo River on every Friday Pon of Dzulhijjah (Javanese month), by cleaning the graves reading tahlil and the last one is eating the special food "Gulai Kambing" which has been cooked without testing some first. The sociaety believes that this ceremony can be a protection from many disasters that probably they will face.
Upacara Nyadran / Perti Desa diselenggarakan di makam Kyai Tuk Songo di wilayah Kelurahan Cacaban, tepatnya di pinggir Sungai Progo pada setiap hari Jum'at Pon bulan Dzulhijah dengan membersihkan makam, membaca tahlil dan terakhir makan bersama dengan masakan khas "Gulai Kambing" yang dimasak oleh masyarakat dan pantang untuk dicicipi. Upacara ini dipercaya masyarakat sebagai "tameng" dari segala bencana yang menghadang.