Komentar :
Video Report (07/01/2018 11:22)
Pasar yang membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat Kalotok Khususnya di Kecamatan Sabbang.
Wilayah hutan Adat Kalotok juga menghasilkan hasil hutan non kayu dari berbagai jenis, diantaranya; buah-buahan, rotan, tanaman obat-obatan, madu hutan (Pangngala), anggrek hutan.
Berbagai jenis hasil hutan non kayu merupakan potensi yang dapat menjadi sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat kalotok. Namun demikian, ragam hasil non kayu ini belum semuanya dimanfaatkan atau dikelola oleh masyarakat.
Hasil hutan non kayu yang dimanfaatkan saat ini oleh masyarakat hanya madu, buah-buahan, dan rotan. Jumlah panenan madu masyarakat kalotok saat ini sudah mencapai ±1 Ton/tahun. Madu hutan dalam satu sarang bisa mendapatkan 40 liter. Musim madu setiap tahun terjadi pada bulan oktober sampai bulan januari. puncat pemanen bulan november - desember, dan berkurang pada bulan januari. Pendapatan masyarakat bisa mencapai Rp. 6.000.000 dengan 3 orang. Daerah penghasilan madu mulai dari Tonangka sampai Sarambu. Menurut masyarakat biasanya satu Pohon ada enam sarang bersusun dan ketika dipanen disisahkan 6 jari dan ada anaknya tinggal.
Harga jual madu kepada kelompok usaha madu yang ada di Desa Kalotok Rp. 80.000/Kg. keberadaan dua kelompok usaha madu di ini menjadi pengepul, yang membeli dan menampung madu dari hasil panenan masyarakat, yang kemudian diolah dengan mesin lalu dijual kembali dengan harga yang berbeda tentunya. Harga : 100 ribu/600 ml, 50.000/300 ml sudah digudangkan/ dikemas.
Salah satu kelompok usaha madu diketuai oleh Bapak Jalisman dengan nama kelompok madu Tiruan Indah. Memiliki mesin penyaringan kadar air pada madu. Sedangkan kelompok usaha madu yang ke-2 diketuai oleh Ibu Janisra, berdiri pada tahun 2015, dan beranggotakan 25 orang. Untuk menambah jumlah koloni madu, kelompok usaha madu mengambil koloni lebah di dalam hutan (bahasa lokal Balombong). Pengambilan koloni di dalam hutan dilakukan oleh masyarakat dusun To Nangka dengan biaya jasa Rp. 100.000/ koloni (Balombong) yang akan dipindahkan kedalam kotak koloni lebah.
Terkait Rotan, masyarakat Kalotok melakukan petihan kerajinan Rotan untuk menambah sumber ekonomi namun itu tidak berlanjut. Hitungan penghasilan dari rotan. Dalam 1 bulan diperkirakan pengambilan rotan yang dilakukan masyarakat mencapai 10 ton dan hanya dilakukan oleh 10 orang. Harga penjualan rotan Rp. 1.500/kilo. Pengambilan rotan itu dilakukan ketika ada pembeli yang datang mencari rotan barulah masyarakat melakukan pengambilan rotan di hutan. Sementara harga Rotan/ikat, yang isinya 10 biji (siap pakai, sudah diraut) Rp. 2.500. Penghasilan masyarakat dari hasil pengelolaan rotan belum begitu massif, karena sampai saat ini hanya beberapa orang saja yang sering mengambil rotan dihutan untuk dijual.
Durian, harga 15.000 40.000/ telaja, dalam satu pohon berkisar Rp. 2.000.000 3.000.000. Ada 2 cara penjualan buah durian yakni tender perpohon dan menjual buah yg sdh matang.
Rambutan, harga Rp. 4.000 - 5.000/Kg. Harga dalam 1 pohon berkisar Rp. 300.000 800.000
Langsat, harga Rp. 100.000/Keranjang (24kg) berdasar pengalaman masyarakat bahwa bila musim buah langsat, harga sangat murah sehingga petani kurang mengurusnya
Pada prinsipnya, pengelolaan hasil hutan non kayu bertumpu pada kemampuan masyarakat untuk memanfaatkan potensi yang ada di hutan, karena jarak tempuh antara pemukiman masyarakat dengan hutan cukup jauh, sehingga yang Kalotok hasil dari pemanfaatan hutan non kayu adalah orang-orang yang memiliki kemampuan mengakses hutan.
Bibit Kakao, saat ini kelompok tani telah mengembangkan bibit sambung pucuk karena masa berbuahnya lebih cepat dan dapat dijual seharga Rp. 5.000,-/Pohon, permintaan masyarakat dari luar desa cukup banyak sehingga menjadi tambahan pendapatan petani Kalotok. Sebelumnya mayoritas masyarakat telah mengetahui hal tersebut namun minat masyarakat baru muncul setelah PT. Mars melakukan pembinaan dan masyarakat telah melihat hasilnya dengan nyata.
mukti ali (23/03/2017 12:03)
Pasarnya cuma dua hari dalam sepekan
Mohammad Naim (16/09/2015 13:55)
Sentra komoditas kokoa.
Jusman Lee (30/06/2015 08:14)
Landasan ekonomi masa depan