Komentar :
BACKPACKER NEKAT (16/05/2018 01:00)
Nice place
Bujakng Nyangko (13/03/2018 04:45)
Periode pemerintahan kerajaan ini di bagi ke dalam empat periode dari dua fase, yaitu:
Fase Hindu :
1. Kerajaan Landak di Ningrat Batur (1292–1472)
Fase Islam :
2. Kerajaan Landak di Mungguk Ayu (1472–1703)
3. Kerajaan Landak di Bandong (1703–1768)
4. Kerajaan Landak di Ngabang (1768–sekarang)
Silsilah Raja-raja Kerajaan Landak dibagi menjadi empat periode pemerintahan serta dua fase keagamaan: Hindu dan Islam. Keempat periode yang dimaksud berkiblat pada keberadaan Istana Kerajaan Landak yang tercatat pernah menempati empat lokasi berbeda.
FASE HINDU :
1. Kerajaan Landak di Ningrat Batur (1292–1472)
2. Ratu Sang Nata Pulang Pali I
3. Ratu Sang Nata Pulang Pali II
4. Ratu Sang Nata Pulang Pali III
5. Ratu Sang Nata Pulang Pali IV
6. Ratu Sang Nata Pulang Pali V
7. Ratu Sang Nata Pulang Pali VI
8. Ratu Sang Nata Pulang Pali VII
FASE ISLAM :
Kerajaan Landak di Mungguk Ayu (1472–1703) :
1. Raden Iswaramahayan Raja Adipati Karang Tanjung Tua atau Raden Abdul Kahar (1472–1542) (Islam masuk pada periode ini di Kerajaan Landak)
2. Raden Pati Karang Raja Adipati Karang Tanjung Muda (1542–1584)
3. Raden Cili (Tjili) Pahang Tua Raja Adipati Karang Sari Tua (1584–1614)
4. Raden Karang Tedung Tua (wakil raja) Raja Adipati Karang Tedung Tua (1614–1644)
5. Raden Cili (Tjili) Pahang Muda Raja Adipati Karang Sari Muda (1644–1653)
6. Raden Karang Tedung Muda (wakil raja) Raja Adipati Karang Tedung Muda (1679–1689)
7. Raden Mangku Tua (wakil raja) Raja Mangku Bumi Tua (1679–1689)
8. Raden Kusuma Agung Tua (1689–1693)
9. Raden Mangku Muda (wakil Raja) Pangeran Mangku Bumi Muda (1693–1703)
Kerajaan Landak di Bandong (1703–1768) :
1. Raden Kusuma Agung Muda (1703–1709)
2. Raden Purba Kusuma (wakil raja) Pangeran Purba Kusuma (1709–1714)
3. Raden Nata Tua Pangeran Sanca Nata Kusuma Tua (1714–1764)
4. Raden Anom Jaya Kusuma (wakil raja) Pangeran Anom Jaya Kusuma (1764–1768)
Kerajaan Landak di Ngabang (1768–sekarang), dengan kepala negara bergelar Paduka Panembahan dan kepala pemerintahan bergelar Paduka Pangeran :
1. Raden Nata Muda Pangeran Sanca Nata Kusuma (1768–1798)
2. Raden Bagus Nata Kusuma (wakil raja) Ratu Bagus Nata Kusuma (1798–1802)
3. Gusti Husin (wakil raja) Gusti Husin Suta Wijaya (1802–1807)
4. Panembahan Gusti Muhammad Aliuddin (1807–1833)
5. Haji Gusti Ismail (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Haji Gusti Ismail (1833–1835)
6. Panembahan Gusti Mahmud Akamuddin (1835–1838)
7. Ya Mochtar Unus (wakil panembahan) Pangeran Temenggung Kusuma (1838–1843)
8. Panembahan Gusti Muhammad Amaruddin Ratu Bagus Adi Muhammad Kusuma (1843–1868)
9. Gusti Doha (wakil panembahan) (1868–1872)
10. Panembahan Gusti Abdulmajid Kusuma Adiningrat (1872–1875)
11. Haji Gusti Andut Muhammad Tabri (wakil panembahan) Pangeran Wira Nata Kusuma (1875–1890)
12. Gusti Ahmad (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Gusti Ahmad (1890–1895)
13. Panembahan Gusti Abdulazis Kusuma Akamuddin (1895–1899)
14. Gusti Bujang Isman Tajuddin (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Gusti Bujang (1899–1922)
15. Panembahan Gusti Abdul Hamid (1922–1943)
16. Gusti Sotol (wakil panembahan) (1943–1945)
17. Haji Gusti Mohammad Appandi Ranie (wakil panembahan) Pangeran Mangkubumi Gusti Mohammad Appandi Ranie Setia Negara (1946, hanya sekitar 4 bulan berkuasa)
18. Pangeran Ratu Haji Gusti Amiruddin Hamid (?)
19. Drs. Gusti Suryansyah Amiruddin, M.Si. Pangeran Ratu Keraton Landak (2000–sekarang)
satria gaming channel (07/03/2018 16:43)
Itu kampung saya desa raja ada keluarga tinggal di desa raja ngabang nama nya abdul dan fatimah dan saya sudah puas ke masjid nya sama keraton nya
Bagi yg belum pergi ke keraton silahkan pergi
Nama penjaga udin galon
Rudy Hermansjah Tahir (03/03/2018 06:52)
Bangunan Keraton Ismahayana Landak didirikan oleh Pangeran Sanca Nata Kesuma Muda (1768-1798) sebagai Sultan Landak XII ( Kerajaan Ismahayana Landak adalah sebuah kerajaan yang saat ini berlokasi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat ).
Joko Yuwono (24/02/2018 00:18)
Kerajaan Ismahayana Landak adalah sebuah kerajaan yang saat ini berlokasi di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Keraton Ismahayana Landak memiliki kronik sejarah yang relatif panjang, meskipun sumber-sumber tertulis yang membuktikan sejarah kerajaan ini bisa dikatakan sangat terbatas. Sama halnya dengan sumber dari cerita-cerita rakyat yang muncul di Ngabang, Kalimantan Barat, tempat di mana kerajaan ini berada. Kendati demikian, bukti-bukti arkeologis berupa bangunan istana kerajaan (keraton) hingga atribut-atribut kerajaan yang masih dapat kita saksikan hingga kini dan juga buku Indoek Lontar Keradjaan Landak yang ditulis oleh Gusti Soeloeng Lelanang (raja ke-19) pada tahun 1942, sesungguhnya cukup memadai untuk membuktikan perjalanan panjang kerajaan ini yang secara garis besar terbagi ke dalam dua fase, yakni fase Hindu dan fase Islam, ini telah dimulai sejak tahun 1275 M.
Kisah ini berawal pada tahun 1275 M di mana Raja Kertanegara dari Kerajaan Singasari, Jawa Timur, mengutus para prajurit untuk memperluas kekuasaannya hingga ke kawasan Sumatra Tengah. Perjalanan ini dikenal dengan sebutan Ekspedisi Pamalayu.
Ekspedisi Pamalayu berlangsung hingga tahun 1292 M, ketika para punggawa dan prajurit ekspedisi ini harus kembali ke tanah Jawa lantaran Raja Kertanegara wafat. Pada saat itu, salah satu rombongan yang dipimpin oleh Ratu Sang Nata Pulang Pali I, membelokkan armada pasukannya menuju Kerajaan Tanjungpura, yang kini dikenal sebagai Borneo atau Pulau Kalimantan.
Rombongan tersebut awalnya singgah di daerah Padang Tikar, kemudian menyusuri Sungai Tenganap, dan akhirnya berlabuh di daerah Sekilap atau yang disebut juga Sepatah. Di tempat inilah, Ratu Sang Nata Pulang Pali I mendirikan Kerajaan Landak, dan nama Sekilap kemudian diganti menjadi Ningrat Batur atau Angrat (Anggerat) Batur.
Periode pemerintahan Kerajaan Landak di Ningrat Batur berlangsung sampai 180 tahun (1292—1472 M). Selama di Ningrat Batur, kerajaan ini dipimpin oleh tujuh raja, yaitu Ratu Sang Nata Pulang Pali I hingga Abhiseka Ratu Brawijaya Angkawijaya (Ratu Sang Nata Pulang Pali VII).
Pada masa pemerintahan Ratu Sang Nata Pulang Pali VII, Kerajaan Landak memiliki kompleks istana terpadu. Di istana ini, beliau menikahi Putri Dara Hitam yang kemudian menjadi permaisuri kerajaan. Dari pernikahan tersebut, Ratu Sang Nata Pulang Pali VII memiliki keturunan bernama Abhiseka Sultan Dipati Karang Tanjung yang sekaligus merupakan putera mahkota.
Setelah raja Landak terakhir di Ningrat Batur tersebut mangkat, sang putera mahkota kemudian naik tahta dan bergelar Pangeran Ismahayana (memerintah tahun 1472—1542).
sofian syah (12/10/2017 00:16)
Good
Ahmad Mahfudhi (30/11/2017 05:38)
Situs warisan budaya melayu kab landak
Julian Fajar (27/11/2017 13:01)
Tempat peninggalan sejarah yg masih terjaga.
Anggi Ramadhani (21/11/2017 18:04)
Mantap, bersejarah
Budiono Sukses (18/11/2017 09:40)
Jejak sejarah asal usul Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Berupa peninggalan sejarah bangunan keraton kuno yang eksotis
SOBEL 2906 (30/08/2017 05:11)
Terawat
yoyo sutriyo (20/08/2017 07:38)
Merawarat.atau.menjaga.penningalan.pendahulukita...adalahtugasbersama
akbar teknik (30/03/2017 14:58)
Keraton direk. 👍
Fingki Sentosa (18/05/2016 03:45)
Tempat bersejarah
Semua barang masih tersimpan dengan bagus.