Komentar :
mohammad basori (14/05/2013 04:10)
AJB Bumiputera 1912
AJB Bumiputera 1912 berdiri atas prakarsa
seorang guru sederhana bernama M. Ng.
Dwidjosewojo - Sekretaris Persatuan Guru-
guru Hindia Belanda (PGHB) sekaligus
Sekretaris I Pengurus Besar Budi Utomo.
Dwidjosewojo menggagas pendirian perusahaan
asuransi karena didorong oleh keprihatinan
mendalam terhadap nasib para guru
bumiputera (pribumi). Ia mencetuskan
gagasannya pertama kali di Kongres Budi
Utomo , tahun 1910. Dan kemudian terealisasi
menjadi badan usaha sebagai salah satu
keputusan Kongres pertama PGHB di Magelang,
12 Februari 1912.
Sebagai pengurus, selain M. Ng. Dwidjosewojo
yang bertindak sebagai Presiden Komisaris,
juga ditunjuk M.K.H. Soebroto sebagai
Direktur, dan M. Adimidjojo sebagai
Bendahara. Ketiga orang iniah yang kemudian
dikenal sebagai "tiga serangkai" pendiri
Bumiputera, sekaligus peletak batu pertama
industri asuransi nasional Indonesia.
Tidak seperti perusahaan berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) - yang kepemilikannya hanya
oleh pemodal tertentu; sejak awal pendiriannya
Bumiputera sudah menganut sistem kepemilikan
dan kepenguasaan yang unik, yakni bentuk
badan usaha "mutual" atau "usaha bersama".
Semua pemegang polis adalah pemilik
perusahaan - yang mempercayakan wakil-wakil
mereka di Badan Perwakilan Anggota (BPA)
untuk mengawasi jalannya perusahaan. Asas
mutualisme ini, yang kemudian dipadukan
dengan idealisme dan profesionalisme
pengelolanya, merupakan kekuatan utama
Bumiputera hingga hari ini.
Perjalanan Bumiputera yang semula bernama
Onderlinge Levensverzekering Maatschappij
PGHB (O.L. Mij. PGHB) kini mencapai 9
dasawarsa. Sepanjang itu, tentu saja, tidak
lepas dari pasang surut. Sejarah Bumiputera
sekaligus mencatat perjalanan Bangsa
Indonesia. Termasuk, misalnya, peristiwa
sanering mata uang rupiah pada tahun 1965 -
yang memangkas asset perusahaan ini; dan
bencana paling hangat - multikrisis di
penghujung millenium kedua. Di luar itu,
Bumiputera juga menyaksikan tumbuh,
berkembang, dan tumbangnya perusahaan
sejenis yang tidak sanggup menghadapi ujian
zaman - mungkin karena persaingan atau badai
krisis. Semua ini menjadi cermin berharga dari
lingkungan yang menjadi bagian dari proses
pembelajaran untuk upaya mempertahankan
keberlangsungan.
Dan sekarang, memasuki millenium ketiga,
Bumiputera yang mengkaryakan sekitar 18.000
pekerja, melindungi lebih dari 9.7 juta jiwa
rakyat Indonesia, dengan jaringan kantor
sebanyak 576 di seluruh pelosok Indonesia;
tengah berada di tengah capaian baru industri
asuransi Indonesia. Sejumlah perusahaan asing
menyerbu dan masuk menggarap pasar
domestik. Mereka menjadi rekan sepermainan
yang ikut meramaikan dan bersama-sama
membesarkan industri yang dirintis oleh pendiri
Bumiputera, 91 tahun lampau.
Bagi Bumiputera, iklim kompetisi ini meniupkan
semangat baru; karena makin menegaskan
perlunya komitmen, kerja keras, dan
profesionalisme. Namun berbekal pengalaman
panjang melayani rakyat Indonesia berasuransi
hampir seabad, menjadikan Bumiputera
bertekad untuk tetap menjadi tuan rumah di
negeri sendiri, menjadi asuransi Bangsa
Indonesia - sebagaimana visi awal pendirinya.
Bumiputera ingin senantiasa berada di benak
dan di hati rakyat Indonesia.
agus Jarianto (13/05/2013 02:49)
I like bumiputera syariah. Bumiputera syariah salah satu asuransi yang berbasis syariah memberikan pelayanan sesuai akad syarih dan insyaallah aman , terpercaya, dan halal.