Komentar :
Ig Dedy (26/06/2017 15:07)
Tempatnya menyenangkan
Made Sukada (27/05/2017 07:09)
Mempertahankan identitas Pande sebagai wujud rasa bhakti ke Leluhur
Indentitas juga sering memberikan tidak saja makna tentang pribadi seseorang melainkan juga ciri khas sebuah kebudayaan yang melatarbelakanginya, dari ciri khas itulah dapat diungkap keberadaan orang tersebut (Liliweri, 2003:84) sehingga perlu mempertahankan identitas yang kita miliki.
Indentitas terbagi menjadi dua, yaitu identitas fisik dan simbolik inilah yang dipertahankan oleh keluarga Pande.
Identitas fisik yaitu berupa pekerjaan, tempat bekerja dan benda. Sedangkan identitas simbolik berupa nama, warna dan tradisi.
Bagi warga soroh pande yang tidak mamande, mereka tetap membuat prapen yang tidak fungsional untuk megenang dan sebagai wujud rasa bakti terhadap leluhur. Identitas soroh pande, yaitu nama. Soroh pande mempunyai nama depan “pande” yang membedakan mereka dengan soroh lain.
Pada hari Raya Tumpek Landep warga pande melaksanakan persembahyangan untuk menyucikan atau membersihkan benda-benda pusaka leluhur, seperti keris, ombak, pisau, ala-alat yang digunakan untuk mamande, dan lain sebagainya.
Pada hari Tumpek Landep warga pande juga menghias prapen mereka dengan wastra/kain merah, yang merupakan lambang/simbol Brahma dan soroh pande.
Warga pande juga selalu bersembahyang pada prapen tempat berstananyanya Hyang Pasupati/Bathara Brahma sebelum bepergian maupun sebelum bekerja agar memperoleh keselamatan dan pekerjaan metaksu.
Warga pande Beratan berusaha mempertahankan identitas yang dimiliki tidak lain adalah untuk menunjukan rasa bhakti kepada sang pencipta dan leluhur. Leluhur Pande, yang sepatutnya dapat dijadikan sebagai pedoman/tuntunan bagi umat/warga Pande, sebagai sesuluh hidup untuk memperkuat jati diri.
Proses pewarisan nilai-nilai pendidikan pada lingkungan keluarga, terutama pada keluarga Pande pada umumnya bertujuan untuk menegakkan tradisi-tradisi keluarga yang kuat serta untuk mempertahankan identitas dari keluarga pande.
Di antara beberapa lingkungan keluarga pande, orang tua mengajarkan anaknya.
Kerampilan mamande agar warisan leluhur ini tetap terjaga.
Selain itu, pendidikan di lingkungan keluarga diajarkan melalui pelaksanaan ritual, seperti melaksanakan persembahyangan pada rahinan Tumpek Landep, selalu ingat nyungsusng Ida Bathara Kawitan di Besakih dan bersembahyang pada prapen tempat berstananya Hyang Pasupati dan Bathara Brahma, sebelum bepergian maupun sebelum melakukan kegiatan mamande agar memperoleh keselamatan dan pekerjaan metaksu.