Komentar :
Steven Aling (22/11/2016 01:21)
Bawata Nusa adalah gelar yang diberikan oleh Datu Winsulangi (Raja Siau Ke 4) kepada Panglima Hengkeng U Naung atas jasanya dalam mewujudkan "the small imperium" di abad 16-17. Bawata Nusa secara leterer berarti Penakluk Pulau. Penaklukan yang dilakukan untuk mengusir perompak (bajak laut) Mangindano dan segala kesewenang-wenangan raja-raja lalim yang menyengsarakan kehidupan rakyatnya sendiri di seantero laut Buol hingga Talaud. Sang Bawata Nusa menaklukannya dengan dua senjata utama. Bara dan Bawera.
Bara adalah pedang sakti, yang senantiasa diasah pada kemanga, yaitu batu gosoknya yang mempertajam daya saktinya, "setali tiga uang" dengan kesaktian bara. Semakin digosok baranya, semakin sakti keduanya. Darimanapun bara seseorang itu berasalmula, bila menyentuh kemanganya, maka dahsyat hasilnya.
Bawera adalah tuturan sakti, yang senantiasa diasah berulang-ulang hingga mewujud kehalusan budi pekerti. Setajam-tajamnya bara, tanpa ketajaman bawera, tiadalah berarti. Semua hal baik buruk, ditentukan oleh bawera (bunyi) yang didalamnya terkandung Firman Genggonalangi Ruata Saruluang. Itu sebabnya perlu kepekaan yang melahirkan sifat mateleng kemudian mewujud dalam tindakan matelang dan bersimpul pada perilaku mateling.
Sanggar Bawatanusa menjadi saluran bagi "Komolang Anau Wanua" untuk mengasah kapasitas diri masing-masing. Mengembangkan diri masing-masing, berkolaborasi dalam kerjasama tim, menuju satu tujuan bersama. Karena itu siapa saja dan dari mana saja, bisa menjadi anggota Sanggar Bawatanusa.