Komentar :
Berita Kebumen (14/04/2018 12:16)
Masjid yang mashur di Kebumen dengan tradisi ingkungnya.
galing rahpriawan (09/04/2018 16:02)
Sangat bagus & bersejarah..
Fathur Rohman (30/11/2017 04:38)
Banyumudal Kuwarisan Panjer Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen . Acara ini dilaksanakan dalam rangka memperingati seorang Tokoh Ulama besar jawa yang menurunkan para ahli agama dan Sunan dan memeriahkan bulan Syuran /Muharam . Pelaksanaannya jatuh pada Jum’at Kliwon atau kalau tidak ada hari Jum’at Kliwon pada bulan itu, maka dilaksanakan pada hari Jum’at Pon. Para peserta adalah warga Dusun Kuwarisan Kelurahan Panjer tak terkecuali baik itu muslim ,non muslim , penduduk asli maupun pendatang yang sudah menikah atau pernah menikah termasuk peserta adalah para keturunan yang ada di luar daerah sehingga tidak heran kalau setiap tahun jumlah peserta Tumpeng dan Ingkung semakin banyak sampai ribuan . Pada tahun 2005 perayaan itu masuk MURI dan mendapatkan penghargaan Tumpeng dan Ingkung terbanyak di Indonesia sebanyak 4557 . Pada tahun ini 2009 perayaan Ingkungan Syuran dilaksanakan pada Hari Jum’at Kliwon Tanggal 2 Januari 2009 di laksanakan oleh 5500 KK atau 5500 Tumpeng dan Ingkung
PROSESI :
Pada Jum’at pagi para tokoh masyarakat menyembelih Ayam Jantan atau jengger yang sehat dan tidak cacat atau boleh ayam betina tetapi belum pernah bertelur tentunya yang sehat,tidak cacat dan bersih. Kemudian ibu-ibu memasaknya dengan cara digulai dan memasukan ayamnya dalam keadaan diingkung . selama proses memasak tersebut tidak boleh dicicipi sampai sebelum diberi doa tahlil setelah sholat jum’at Tambahan menu Gulai , ibu-ibu juga memasak Lauk pauk . Usai sholat Jum’at , Tumpeng dan Ingkung dibawa ke Masjid bersama keluarga . Acara dimulai dengan kirab Tumpeng dan Ingkung dari Balai Desa /Kelurahan Panjer . Tumpeng dan Ingkung dibawa dan digotong oleh perwakilan dukuh/RT yang ada di Panjer . Dengan diiringi Kesenian tradisonal para warga membawa Tumpeng dan Ingkung dengan cara digendong ada pula yang dengan menggunakan becak . Para hadirin dalam Undangan adalah Bupati , Muspika dan para tokoh agama dan masyarakat . Kegiatan Inti adalah pembacaan Tahlil yang diimami oleh Tokoh Agama Senior setelah selesai kemudian serah terima ingkung dari Lurah selaku Pimpinan Desa kepada Bupati untuk selanjutnya dipotong-potong tumpengnya untuk diserahkan kepada masyarakat melalui Tokoh-tokoh agama dan masyarakat yang diundang pada acara tersebut dan dimakan bersama-sama . Para warga dan masyarakat menyusul dan dengan keluarga yang dibawanya (Kakek,Nenek,Cucu dan buyut) makan Tumpeng dan Ingkung di Masjid atau dihalaman yang sudah disediakan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Acara Ritual Keagamaan Makan Tumpeng dan Ingkung di Masjid bertujuan :
1. Makan Nasi dan Lauk Ayam adalah untuk meningkatkan Gizi Keluarga (dianjurkan oleh agama pada bulan Muharram untuk makan makanan yang bergizi ).
2. Bagi-bagi Tumpeng dan Ingkung kepada Saudara dan orang yang lebih tua dan khususnya kepada Fakir Miskin dan anak Yatim Piatu adalah perwujudan perbuatan hormat pada
orang yang sepuh (tua) makanya sebelum dibacakan doa makanan tidak boleh dimakan dulu,dan bentuk amal sodakoh dimana pada hari ke 10 bulan Muharram diperintahkan oleh agama untuk memperbanyak memberikan amal khususnya kepada Fakir Miskin dan para yatim Piatu .
3. Ayam dalam keadaan Diingkung adalah filosofi manusia , bahwa orang sebelum meninggalkan alam fana/dunia diwajibkan melaksanakan sholat agar meninggalnya dalam keadaan Chusnul Chotimah (Baik perbuatanya dan diterima arwahnya) .
4. Warga dan keturunan datang sendiri ke masjid sebagai bentuk Ikatan kekeluargan dan persahabatan dimana keluarga dan keturunan yang sudah terpisah jauh atau belum mengenal satu sama lainnya menjadi bersatu kembali dan menjalin ikatan keluarga ( ngumpulaken balung pisah : jawa)
5. Undangan terdiri para Tokoh Agama dan Masyarakat dengan Pimpinan Pemerintah sebagai perwujudan bersatu dan bertemunya umat manusia baikdari kalangan Penguasa wilayah dan maupun rakyatnya .
Pri Hinkap (22/09/2017 04:25)
Tiap Jumat Kliwon, bulan Sura/Muharram ada tradisi Suran (tradisi turun temurun), warga keturunan Kuwarisan membawa ingkung (ayam yang dimasak utuh) dan berbagai macam 'nasi berkat' sebagai wujud rasa syukur kehadirat Allah SWT. Tradisi ini cocok dijadikan agenda wisata tahunan Kabupaten Kebumen.
Ali Rosyidi (10/07/2017 10:02)
masjid depan rumah, kampung kelahiran. direnovasi sejak tahun 2003/4. tempat ngaji dan belajar agama waktu kecil.
Indra Yanto (23/09/2017 09:11)
Masjid yg keren....
D Maret Hs Maret (11/06/2017 13:27)
Masa kecil blajar
saodik kebumen (27/04/2016 09:21)
Saya tertarik karena mesjid ini cagar budaya/ bersejarah di Kebumen. Depan mesjid ada makam Syeh Ibrahim Asmoro Kondi dari Smarkand. Ayah Sn Ampel. Dan adik sn Ampel ada yg jadi raja Mesir. Tapi ada juga makmnya di Lamongan. Rumah saya 75 m timur selatan dekat rel.