Komentar :
Yuwana Galih Nugrahatama (05/05/2018 12:23)
Salah satu stasiun nonaktif di pusat kota Purwodadi, dibangun tahun 1884 oleh perusahaan SJS atau Semarang Juana Stoomtram Maschappaij. Jalur milik SJS bermula dari stasiun Samarang Jurnatan-Demak-Kudus-Pati-Juana-Purwodadi-Blora-Rembang-Lasem. Kantor SJS sendiri masih dapat ditemui di sebelah timur laut kawasan kota lama Semarang.
Stasiun Purwodadi sendiri dulu terhubung dengan stasiun Blora, ada lagi bekas percabangan dari stasiun Ngrombo menuju simpang lima Purwodadi. Ada juga percabangan menuju Demak melewati stasiun Godong yang terkenal wisata api abadi "Mrapen".
Stasiun Purwodadi digunakan untuk mengangkut komoditas hasil bumi salah satunya jati dan tebu untuk dikirim ke Semarang. Kini stasiun Purwodadi tidak aktif lagi sejak tahun 1980 an akibat kalah bersaing dengan moda transportasi lainnya.
Rudy Hermansjah Tahir (23/03/2018 11:29)
Sejarah Stasiun Purwodadi dan Loko Uap D15,
Pada tahun 1883,Semarang-Joeana Stoomtram Maatschappij ( SJS ) mulai memperluas jalur kereta api ke arah timur, yaitu Mayong, Demak,Purwodadi dan akhirnya ke Blora. Untuk memudahkan angkutan komoditi tebu ke pelabuhan Semarang maka jalur kereta api milik SJS ini juga melewati 28 perkebunan tebu di Semarang bagian timur.
Untuk memenuhi kebutuhan ini maka SJS mendatangkan 5 lokomotif uap D15 dari pabrik Hanomag (Jerman) pada tahun 1931. Lokomotif ini mampu melaju hingga kecepatan maksimum 45 km/jam dan menggunakan bahan bakar minyak residu. Lokomotif ini menarik gerbong barang yang mengangkut tebu, beras, pupuk, kayu dan kapuk. Berbagai komoditi ini diekspor melalui pelabuhan Semarang.
Rudy Dwi Hardianto (21/09/2017 11:26)
Saya suka menelusuri stasiun lama