Komentar :
Caecilia Purnamasari (14/04/2018 06:11)
When you buy a ticket a guide will be automatically assigned to accompany you but it would be better if they also have a clear policy about the guide fee
James Latief (10/02/2018 06:53)
Beautiful Keraton, plenty of things to see. According to the guide, the current Sultan lives right across the street and have events here. Cool to be able to see the original clothes of the old Sultans here.
Juno Ceasar Hardoyo (04/02/2018 02:48)
If you're lucky then you've got the chance to meet with the sultan himself like I did. I did not recognized him at first until I saw the current sultan picture in the wall then I realized I just met the humble sultan
Ardnas dewi (26/01/2018 05:12)
Keraton Kacirebonan has a color with green elements that dominate.. there are stores various ancient collections of objects laden with history.
Great guide..! We learned a lot
He was friendly, warm and knowledgeable.
He also took photos for us.. Thank you, Sir
tommy warrior (17/01/2018 17:05)
ONE of three Palaces in Cirebon city. The smallest one but nice and interesting to visit. Occasionally have traditional performances which open to public.
The website and the management needs to upgrade it's information for international travelers interest. Last time I checked they have no foreign speaking guide stand by.
poppy ps (03/09/2017 04:26)
Cool place. Remind me of what my history teacher used to tell. However one of the gamelan is sacred that you can't take a picture of it (and I think you won't because you can feel the change of atmosphere just by entering the room).
haikal kway (07/10/2017 06:46)
Cool, well-maintained, one of the small keraton in Cirebon beside keraton Keprabonan. It has small restaurant serving traditional royal dish so called Nasi Bogana. And there's traditional dance studio in the middle of Keraton for people who wants to learn Tari Topeng. Come here on Wednesday to see regular events.
Evy. I Siregar (08/09/2017 10:35)
Try dinner or lunch here. . .the place itself gives you the potraits of day gone by and the struggles to keep afloat in modern day
Kurniawati Hasjanah Sjafei (04/09/2017 07:29)
Historical place but unfortunately there are peoples asked to donation unpolitely. Anyway, if you want know more about this place you should use a guide.
Junita Hutajulu (03/09/2017 11:02)
Small palace. Clean and tidy.
Imelda Novelia Burhan (14/07/2017 14:53)
We'll know a little bit about Kasultanan Cirebon dynasti...
Rudye Ban Motor (01/07/2017 00:19)
Love the place
Anton Lasdianto (01/03/2017 07:29)
It is one of heritage in Cirebon
ABDAN RAJA SYADID (28/01/2017 14:56)
nice
Agung Suksma Putra Prasasti (02/01/2017 19:36)
love this place, even a small place but they have restaurant inside the kraton. the restaurant is unique because you can eat like old kraton aristocrat. try the bogana rice and wedang jahe.
Donny Aquarto (21/11/2016 15:29)
Good
Hendy Sigit Prabowo (05/10/2016 08:39)
One of the sultan palace that shows cirebon and it's culture
Yuzzie Maharto (25/06/2016 08:35)
Ok
Willy Cahyadi (22/05/2016 23:06)
Great
H.Asrul Hoesein (19/05/2015 20:16)
Wisata budaya dihari terakhir kunjungan saya dan rombongan ke tempat bersejarah di Kota Cirebon Jawa Barat (15 Mei 2015),mengunjungi Keraton Kesultanan Kacirebonan. Keraton ini adalah wilayah berdaulat berbentuk monarkhi (kesultanan) berdiri tahun 1808 sebagai hasil perundingan keluarga kesultanan Kanoman dikarenakan telah bertahtanya Sultan Anom V Pangeran Raja Abu Soleh Immamudin merupakan adik dari Pangeran Raja Kanoman (putera tertua Sultan Anom IV Pangeran Raja Adipati Muhammad Chaerudin), hasil dari perundingan besar menghasilkan bahwa kesultanan Kanoman dibagi menjadi dua, yaitu kesultanan Kanoman dengan sultannya Sultan Anom V Pangeran Raja Abu Soleh Immamudin dan kesultanan Kacirebonan dengan sultannya adalah Pangeran Raja Kanoman yang diberi gelar Sultan Kacirebonan I Sultan Cerbon Kacirebonan Amirul Mukminin. Pada masa awal menjabat Sultan Kacirebonan I tidak memiliki keraton dia hidup sederhana dengan permaisurinya yaitu Ratu Raja Resminingpuri di Taman Sari Gua Sunyaragi dan selalu menolak uang pensiunan yang diberikan oleh Belanda. Baru setelah dia meninggal pada tahun 1814, dikarenakan putranya yang masih kecil yaitu Pangeran Raja Madenda, Ratu Raja Resminingpuri memutuskan untuk membangun keraton Kacirebonan dan menjadi wali sementara bagi puteranya.
Menempati lahan seluas 2,5 hektar, Keraton Kacirebonan memiliki Paseban Kulon di sebelah kiri dan Paseban Wetan di bagian kanan keraton. Keduanya berfungsi sebagai tempat penerima tamu dan latihan tari, yakni tari topeng khas Cirebon.
Alun-alun terbuka di Jalan Pulasaren, Kec.Pekalipan, Cirebon, menjadi area pertama menyambut pengunjung menuju sebuah bangunan kuno bewarna hijau. Selanjutnya, Gapura Agung atau Lawang Agung dengan ukiran bahasa Mataram Kuno bermakna Sultan Carbon Kerajaan Kacirebonan menjadi gerbang penyambutan bagi para pengunjung di keraton ini. Inilah Keraton Kacirebonan, salah satu dari 3 keraton yang ada di Cirebon dan merupakan keraton yang termuda.
Keraton Kacirebonan merupakan keraton yang didirikan atas prakarsa Pangeran Muhamad Haerudhin. Dia adalah Putra Mahkota Sultan Kanoman ke-IV yang melakukan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Belanda.
Sejarah dibangunnya Keraton Kacirebonan memang tak lepas dari peperangan yang pernah berkecamuk di wilayah Cirebon. Saat itu, tahun 1670, Belanda mulai memasuki kedaulatan Keraton Kanoman yang dipimpin oleh Pangeran Haerudhin. Hal ini ditentang oleh putra mahkota kesultanan yang tak lain adalah Pangeran Muhamad Haerudhin. Melibatkan rakyat Cirebon yang mendukungnya, peperangan melawan kolonial Belanda berlangsung setidaknya hampir sekitar 5 tahun. Namun, pada tahun 1696 Pangeran Muhamad Haerudhin berhasil dikalahkan dan diasingkan ke Ambon, Maluku.
Masuk lebih ke dalam, Pintu Selamat Tangkep di bagian tengah menjadi pintu utama sebelum memasuki gedung utama keraton. Pintu ini hanya dibuka saat upacara khusus atau ketika ada tamu khusus yang berkunjung ke keraton. Sedangkan para pengunjung biasa bisa melewati Pintu Kliningan yang terletak di sisi kiri dan kanan Keraton. Pintu ini juga memiliki makna sebagai bagian dari 2 kalimat syahadat.
Memasuki bangunan utama, Keraton Kacirebonan memiliki warna dengan unsur hijau yang mendominasi 8 tiang sebagai pilar utama menopang bangunan yang terlihat sangat terawat ini.
Bagian serambi keraton atau disebut dengan Ruang Jinem Prabayaksa merupakan tempat dimana sultan bertemu dengan tamu sekaligus tempat diadakannya acara ritual keraton. Keraton Kacirebonan menyimpan berbagai benda-benda koleksi kuno yang sarat dengan sejarah. Pedang, tombak, sampai alat pembuat jamu atau param yang masih berbentuk batu tersimpan apik di salah satu ruangan di keraton.
Ruangan-ruangan bagian Keraton Kacirebonan menyimpan berbagai benda yang berkaitan dengan keraton serta agama Islam. Kitab dari zaman para wali hingga gamelan menjadi salah satu koleksi kuno yang dapat disaksikan saat berkunjung ke Keraton Kacirebonan yang sangat memikat mata ini.
Tiket Masuk Keraton Kacirebonan Rp. 5.000 dan Parkir 1.000 dan Jangan lupa bawa kamera. (Asrul_Hoesein_Jakarta)
Aris Riyanto Wijaksono (30/11/2014 20:09)
Bagus, tertata