Komentar :
chekmah becholip (23/02/2017 12:52)
Tahun 1965 di desa Karangtengah, Kecamatan Banjarnegara, Kabupaten Banjarnegara,
Pernah berdiri sebuah perkumpulan Pencak Silat dengan nama "Sport" yang diasuh oleh Ki Bugel Tardjian. Karena kegiatan tersebut belum jelas identitasnya dankondisi sosial politik tidak mendukung, "sport" ditutup dan dibekukan seluruh kegiatannya.
Tahun 1975, Soeharno soeratmodja (alm), seorang pecinta seni bela diri punya angan-angan mendirikan perkumpulan pencak silat. Barang kali karena Soeharno merasa pernah diangkat sebagai guru oleh Mbah Bugel, ia merasa punya kewajiban mengembangkan serta melestarikan persilatan, khususnya di daerahnya. Kemudian dihubungilah Hoedoyo (Alm) dan rekan-rekan lainnya. Mereka sepakat dan berikrar untuk mendirikan persilatan. Itulah lahirnya Persilatan Ragajati ,tanggal 6 Agustus 1976 yang diresmikan oleh Bupati Banjarnegara saat itu Drs. Soewadji. Dalam dua dasawarsa, Persilatan Ragajati semakinmenampakkan eksistensinya.
Hampir di tiap propinsi di seluruh Indonesia berdiri cabang – cabang Persilatan Ragajati. Sejak berdiri 6 Agustus 1976 Persilatan Ragajati dipimpin oleh Soeharno Soeroatmadja yang populer disebut Mbah Harno sebagai Guru Besar Ragajati Banjarnegara dibantu oleh Dewan Pendekar, Pelatih dan Pengurus Harian. Persilatan yang beraliran "Syeh Bandar" telah masuk menjadi anggota IPSI dan IPBETADO.
Dalam perkembangannya selain menyebar di seluruh pelosok tanah air. Ragajati berkembang sampai di Selandia Baru, Australia, Jerman, Singapura, Arab Saudi dan Kaledonia Baru.
Guru Besar berkedudukan di Banjarnegara, sedang setiap cabang diawasi pendekar, pelatih senior, pelatih madya, pelatihmuda, dan asisten pelatih yang dalam pelatihan mengacu 10 jenjang mulai dari tingkat pra harokat sampai harokat 9. yang ditandai dengan perbedaan sabuk, mulai hitam, merah kuning dan tingkat tertinggi menggunakan sabuk putih.