Komentar :
Rahma Dona (30/04/2018 06:16)
Awal tahun 80an Waktu kecil gembira sekali kalau diajak ke rumah nenek di Lorong Masjid Jamik Sungai Lumpur - 10 Ulu - Palembang. Ikut sepupu memancing atau sekedar jauh-jauhan melempar kayu ke tengah sungai. Saat banyu besak – sungai pasang, pedestarian yang tergenang memberi sensasi berjalan di atas air. Yang paling asyik, main-main air di halaman Masjid Jamik 10 Ulu yang antik. Saya ngambok - menyombong pada teman-teman, masjid di rumah nenek ada kolam renangnya.
Didirikan Abdullah Thalif Al Kaaf, pada tahun 1872. Dibangun,diantara tiga sungai, Musi di barat, Aur di selatan dan Sungai Lumpur di Utara. Lokasi yang strategis, dahulu kolong masjid ini kerap menjadi tempat persembunyian para pejuang. Peristiwa yang paling sering disebut dalam sejarah adalah penyerangan loji Belanda di Sungai Aur oleh laskar Sultan Mahmud Badarudin 2. Loji Belanda Sungai Aur,sekarang lebih dikenal sebagai Asrama Polisi.
Berada di daerah aliran sungai, tentu saja masjid ini awalnya berbentuk panggung-rumah tiang tinggi.Setelah beberapa kali kali penimbunan,sekarang sudah bertingkat dua dan benar-benar kering. Saya suka, cara pengurus Masjid Jamik Sungai Lumpur mengharagai sejarah dan founding father. Mereka, tetap mempertahankan semua pintu jendela dan tiang yang sudah berumur ratusan tahun. Seperti kue Nagasari,inti tetap bangunan lama kulit luarnya saja yang lebih moderen. Cuma sekarang, tidak bisa lagi menyombong masjid di rumah nenek ada kolamnya.
Nama dan lokasi Sungai Aur dan Sungai Lumpur sering tertukar. Sungai Aur, adalah sungai yang mengalir tepat di samping Pasar 10 Ulu yang tak jauh dari Dermaga Kelenteng 10 Ulu. Berseberangan dengan langsung dengan Pasar 16 Ilir-Palembang.
Barang yang diperdagangkan di pasar 10 Ulu, menginformasikan apa yang terjadi di sepanjang aliran sungai. Gondang-sejenis keong dan kerang akan sering terlihat di musim surut. Ikan dan udang, memasuki anak sungai di musim pasang naik. Biji – biji bunga Lotus, menandai paceklik tidak ada buah atau sayur lain yang bisa di jual ke pasar. Bila air pasang, masih kita temui orang-orang yang menjala ikan dengan biduk kecil menyusuri Sungai Aur.
Sungai Lumpur, sekitar 100m ke utara Kantor Lurah 11 Ulu.Tak banyak yang bisa diceritaka tentang Sungai Lumpur, sekarang tak lebih besar dari sebuah selokan kurang lebih 3m. Sungai Aur lalu lintas airnya ramai, dulu banyak yang lebih senang mandi dan mencuci di Sungai Lumpur.
Sekitar 3 tahun lalu, DAS Sungai Aur yang berada di samping Kantor Lurah 11 Ulu dibangun semacam tanggul. Didirikan juga, banyak taman-taman kecil lengkap dengan tempat duduk dari marmer tepat di atas aliran air. Mungkin, untuk menghindari pemandangan kotor sampah saat sungai mengering. Bukanya mencari jalan bagaimana cara menangulangi sampah,lebih praktis kalau Sungai Lumpur di korbankan.
Upik Sarimana (22/02/2018 15:37)
Masjid jamik ini dibangun dengan dana secara swadaya dan gotong royong. Gotong royong menjadi simbol warga negara infonesia, gotong royong saling menolong merupakan salah satu budaya indonesia
Mengedepankan ke kusyukan umat muslim dalam beribadah
This mosque is built with the fund in self-help and mutual assistance. Gotong royong become symbol of citizen infonesia, mutual help mutual help is one of indonesian culture Putting forward to muster the Muslims in worship
Djoean Kellij (21/02/2018 00:53)
Tempatnya luas dan adem
Afif Afandi (09/10/2017 09:11)
Mari-mari Berjamaah2''''