Komentar :
Erny Ludvyani (16/05/2018 22:04)
Banyak penjual makanan di sekitarnya termasuk sate gajih yang sekarang sudah jarang dijumpai. Adem tempatnya
Ahmad'S LingTech (12/03/2018 19:41)
Tempat pemerintahan DIY (wakil gubernur), museum, dan sekaligus cagar budaya. Tempat ini masih memiliki abdi dalem seperti halnya di Keraton meskipun tidak sebanyak di Keraton. Tempat terawat dari segi kebersihan dan pelestarian budayanya.
Joko Yuwono (03/03/2018 17:13)
Puro Paku Alaman (bahasa Jawa: Hanacaraka, ꦥꦸꦫꦦꦑꦸꦲꦭꦩ꧀ꦩꦟ꧀ , Pura Pakualaman) adalah bekas Istana kecil Kadipaten Paku Alaman. Istana ini menjadi tempat tinggal resmi para Pangeran Paku Alam mulai tahun 1813 sampai dengan tahun 1950, ketika pemerintah Negara Bagian Republik Indonesia menjadikan Kadipaten Paku Alaman (bersama-sama Kesultanan Yogyakarta) sebagai sebuah daerah berotonomi khusus setingkat provinsi yang bernama Daerah Istimewa Yogyakarta.
Puro Paku Alaman ini adalah sebuah istana kecil jika dibandingkan dengan Keraton Yogyakarta. Ini menunjukkan kedudukan kadipaten ini yang walaupun sebagai negara berdaulat sendiri di luar Kesultanan Yogyakarta namun tetap setingkat di bawahnya. Istana ini menghadap ke arah selatan (sekarang Jalan Sultan Agung). Di depannya juga terdapat sebuah tanah lapang kecil, Alun-alun Sewandanan. Masjid Besar Pakualaman terdapat di sebelah barat daya istana. Arsitektur masjid mirip dengan masjid raya kesultanan namun dalam skala lebih kecil dan sederhana. Di dalamnya juga terdapat mimbar dan maksura, tempat khusus untuk Pangeran Paku Alam, seperti yang juga terdapat di masjid raya kesultanan tersebut.
Istana ini diapit oleh jalan umum di sisi utara(Jl. Purwanggan), timur (Jl. Harjono), dan selatan (Jl. Sewandanan). Gerbang istana Paku Alaman terdapat di sisi selatan (gerbang utama) dan sisi utara (sudah ditutup, namun masih ada bekas-bekasnya). Konon dulu istana ini juga dikelilingi benteng baluwertiyang tidak beranjungan. Konon tembok tebal sepanjang dua puluh meter di sisi utara Jalan Sultan Agung sebelah timur pertigaan dengan Jalan Jagalan dipercaya sebagai bekas baluwarti tersebut. Gerbangnya konon terdapat di ujung selatan Jalan Gajah Mada.
Puro Paku Alaman masih menjadi tempat kediaman resmi Sri Paduka Paku Alam IX, yang juga wakil gubernur Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Bagian yang dapat dilihat oleh umum adalah pendapa terdepan yang disebut dengan Bangsal Sewatama. Sementara itu, bagian yang terbuka untuk dimasuki umum hanyalah bagian Museum Puro Pakualaman.
sarah ayu (07/12/2017 20:10)
Bagus untuk belajar sejarah. Baru masuk gerbang pasti ada abdi dalem yang nyambut di gerbang, lalu kita tanda tangan. Lihat lihat aja boleh, wisata boleh, mau cari referensi di perpus boleh, cari arsip sumber sejarah(biasanya hanya buka jam 9-12) juga boleh. Gaada tiket masuk atau pungutan apapun. Wonderful destination 😉
Dariin Firda (28/11/2017 05:31)
Waktu kesini, puro pakualamannya lagi dibangun, jadi kami hanya bisa mengunjungi museumnya karena tidak bisa masuk ke dalam. Di sini ada guide yaitu abdi dalemnya, dibayarnya seikhlasnya. Dan yang harus dicoba juga kalau kesini adalah rujak es krim di parkiran puro pakualamannya, enak!
toni setiawan (08/06/2017 14:12)
It's good places to visit.
irhas hernawan (01/11/2017 02:28)
Pahlawan Nasional R.M Suryopranoto adalah putra pertama (putra mahkota) Sri Pakualam III dan adiknya RM Suwardi Suryoningrat (Ki Hajar Dewantara)
Syahril Dimas Sabirin (30/08/2017 22:36)
Di halaman kompleks Puro Pakualaman, setiap hari raya Idul Fitri dan Idul Adha digunakan sebagai tempat salat Id oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya.
Rizki Perda (25/08/2017 10:36)
Kaya alun2
Hudi Yanto (27/07/2017 11:32)
Terdapat Pohon Beringin yg sangat besar di halaman nya .
Anas Sandy F (11/06/2017 12:47)
Kalau
Azharudin Abdurachman (06/06/2017 09:16)
Pada waktu itu ada Acara Gowes Herritage. Ikut memeriahkan sambil foto2 tempat yg mempunyai nilai sejarah
Purwono Budi Santoso (11/04/2017 13:01)
Tempat kediaman Pakualam.
Yang bertahta saat ini Pakualam X