Komentar :
Muhammad Mudjiono (11/03/2018 08:12)
Merasa terkesan melihat datang sowan dateng sarehan keluarga simbah buyut mulyodiharjo. Semoga beliau diterima disisi alloh aminnππππ
Siti Nur Febiyanti (20/01/2018 14:06)
Silahkan bagi masyarakat yang mau ziarah Simbah Panembahan Bodho maupun leluhur. Disini juga udah ada mushola, kamar mandi dan juga pendopo bagi yang mau istirahat sejenak. Bila siang di depannya ada warung jus dan bila malam ada angkringan yang buka jadi jangan khawatir bila haus.
Sabda17 Ae (10/01/2018 09:56)
Bukan sekedar Makam. Karena di tempat ini juga merupakan tempat atau situs yang dijaga oleh Keraton Mataram. Karena terdapat Pasarean atau makan leluhur bernama Eyang Panembahan Bodo. Beliau adalah salah satu putra dari Prabu Brawijaya 5. Orang yang sangat sakti dan bijaksana. Namun beliau menolak untuk menerima tahta kerajaan malah lebih memilih hidup bersama rakyat jelata untuk melakukan tapa ngrame. Yakni rame ing gawe, sepi ing pamrih. Banyak menolong orang dengan tanpa pamrih. Karena beliau sangat ahli dalam ilmu pengobatan. Tentunya bagi orang jaman sekarang disebut sebagai pengobatan alternatif. Di bawah makam Panembahan Bodo, terdapat satu pusara yakni Kyai Seco Dewo, adalah abdi dalem atau penderek Panembahan Bodo. Sedangkan isterinya bernama eyang Nyai Brintik di makamkan di sebelah selatan lokasi ini jaraknya kurang lebih 1 kilo.
Di makam ini dijual buku "sejarah" Panembahan Bodo. Tapi entah sengaja atau tidak, jelas-jelas tampak sejarah yang dibelokkan. Banyak kebohongan tidak sesuai fakta. Dan ada tendensi untuk kepentingan golongan tertentu. Entah alasan untuk suatu "perjuangan di jalan yang benar" atau apa, tetapi pemalsuan sejarah adalah tindakan yang sangat jahat. Karena akan mengacaukan orientasi generasi penerus bangsa besar ini. Di buku tipis yang ditulis oleh Drs Hariyadi itu disebutkan bahwa Panembahan Bodo adalah Raden Trenggono. Dalam sejarah yang valid, R Trenggono adalah generasi kedua dari Raden Patah di Demak Bintoro.
Maka, untuk para generasi bangsa, alangkah baiknya untuk selalu bijaksana membaca buku-buku sejarah. Tidak semua buku sejarah memenuhi kaidah ilmiah dan bersifat akademik, yakni bisa dipercaya / bisa diverifikasi atau diuji kebenaran. Dengan logika sederhana saja akan mudah terungkap suatu kebohongan.
Dwi Setiyoko (24/06/2017 18:29)
The biggest cemetery in Sendangsari, Pajangan.
paszcal aradia (12/01/2017 12:18)
Pijetnya josh
Alfian (18/11/2017 07:00)
tempat mengunjungi orang-orang penting di yogyakarta.
Frans Herdi (02/08/2017 08:54)
Dimakamkan di sini Panembahan Bodho, ulama besar pada jamannya. Menurut cerita, beliau msh keturunan Brawijaya V dan beliau adalah salah satu murid dr Sunan Kalijaga.
bin tar (19/07/2017 14:50)
Acara nyadran di Makam Sewu, acara yg diselenggarakan setiap tahun sekali oleh pemerintah desa & warga sekitar.
#LestarikanBudaya ππ
Maulana Habib (17/06/2017 01:58)
Situs bersejarah
wahyu tt (26/05/2017 03:13)
Kalau lagi nyadran ramai banget pengunjungnya