PetaLokasi.org

Direktori Lokasi di Indonesia

Gereja Kristen Jawa Depok

Bantul, Yogyakarta
Klasifikasi: Masjid
Alamat: Druwo, Tarudan, Bangunharjo, Sewon, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta 55188, Indonesia
Rating: 4.80

Komentar :

Happy Aditya (21/05/2018 22:54)
penak disana

Nindania Itkunminannar (19/05/2018 05:57)
Luas dan nyaman

Yudha Hindrawan (10/02/2018 12:56)
Kajian malem kamis bersama ust. Firdaus Arifullah

Nunuk Ambarwati (29/08/2017 09:39)
Dahulu kala, terdapat legenda di sebuah kampung pinggiran kota Yogyakarta. Kampung tersebut bernama Druwo. Kampung ini dihuni oleh para warga yang mayoritas bermata pencaharian bercocok tanam yaitu petani. Akan tetapi, warga selalu merasa kecewa akan hasil panen mereka. Setiap akan panen, hasil ladang mereka selalu rusak. Hanya hasil yang cukup untuk mereka bertahan hidup.

Warga Druwo tahu akan keberadaan makhlus halus disekitar mereka. Karena kampung itu juga terdapat sebuah kerajaan makhluk halus, yaitu kerajaan Gendruwo. Hanya saja pada setiap malam warga tidak bisa menjaga tanaman mereka. Karena setiap malam, warga ketakutan akan kehadiran para makhlus halus yang hidup berdampingan dengan para warga.

Suatu malam, datanglah seorang pedagang gerabah dari kampung Kasongan. Ternyata, pedagang itu kemalaman akan jalan menuju pulangnya, hingga dia memutuskan untuk menginap di salah satu rumah warga kampung Druwo. Mbah Amat adalah warga yang di tuakan di kampung setempat. Mbah Kaum warga memanggilnya.

Pedagang itu meminta ijin kepada Mbah Amat untuk menginap di singgasana nya, tapi Mbah Amat tidak punya tempat yang layak untuk pedagang itu menginap. Hanya di emperan teras rumah tempat yang tersisa. Pedagang itu pun sangat berterima kasih sudah diijinkan menginap di terasnya.
Akan tetapi,… Mbah Amat, menghimbau kepada pedagang itu, agar hati-hati dan waspada karena setiap malam di kampung itu banyak gendruwo berkeliaran. Pedagang itupun tak masalah karena dia disitu hanya menumpang istirahat dan sudah minta ijin kepada yang punya rumah.

Malam telah larut, apa yang dikatakan Mbah Amat ternyata benar terjadi. Pedagang itu di datangi sesosok Gendruwo. Pedagang itu tidak menyangka bahwa akan sesosok Gendruwo yang memberikan dia hadiah berupa emas picis rojobrono.

Kabar mulai tersebar dari mulut ke mulut. Warga mulai hilang akal. Warga berlomba-lomba untuk mendapatkan apa yang didapat oleh pedagang gerabah itu. Setelah sesosok Gendruwo itu muncul dan mendatangi para warga, diberikanlah seonggok bawung yang berupa emas. Warga pun gembira ria mendapatkannya. Setelah Gendruwo itu pergi, bawung yang berupa emas itu ternyata berubah menjadi Lethong Kebo.

Warga kembali lagi beraktfitas bercocok tanam di kemudian hari. Warga hanya berserah diri pada yang Maha Kuasa agar hasil panen mereka melimpah. Akan tetapi, para Gendruwo tidak akan membiarkan itu terjadi.

Mbah Amat atau Mbah Kaum juga menjadi korban akan keganasan para Gendruwo itu. Ladang jagung Mbah Amat telah rusak, hingga Mbah Amat tidak bisa memanennya. Mbah Amat tidak tinggal diam. Mbah Amat melakukan ritual (lelaku) untuk mengantisipasi agar para Gendruwo itu bisa ditanganinya.

Setelah itu, Mbah Amat menunggu kehadiran Gendruwo diladangnya. Para Gendruwo itu datang dan merusak ladang warga. Dengan penuh persiapan, Mbah Amat membawa tombak dan menyerang para Gendruwo itu. Di tombak lah Gendruwo itu oleh Mbah Amat dan mengenai salah satu Gendruwo itu, tak luput dia adalah pimpinan para Gendruwo.
“Yoh kowe Amat, Aku ra nrimak e banget marang kowe nganti mateni Aku. Titenono sak anak putumu bakal tak tumpas kelor”. Akhirnya, matilah pimpinan Gendruwo itu.

Pesan itu terngiang hingga kini. Tidak ada keturunan keluarga Mbah amat yang menjadi Kaum atau Dukun Bayi. Bahkan warga Druwo tidak ada yang menjadi seperti Mbah Amat.
Setelah kejadian itu, Warga kampung Druwo sangat berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena mereka telah diberi jalan untuk memusnahkan pengganggu dalam hasil bercocok tanam. Dan hingga kini hasil panen selalu melimpah. Tak lupa warga selalu bersyukur kepada-Nya, Tuhan Yang Maha Esa.

Konon katanya Gendruwo tsb dikubur tetapi berkali-kali tanahnya menggunung meskipun tanahnya telah diambil. Maka dibangunlah Masjid diatas kuburan Gendruwo tersebut. Hingga kini masjid tersebut masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah.

Sumber dari beberapa tokoh masyarakat di dusun Druwo. Teks ini dibuat dalam rangka karnaval peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 72.

Tempat Lainnya :

  1. Masjid Al Ikhsan
    Randu Belang, Sewon, Bangunharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, Indonesia
  2. Masjid Asy-Syakirin Geneng
    Geneng, Panggungharjo, Sewon, Bantul Regency, Special Region of Yogyakarta 55188, Indonesia
  3. Masjid Al Munir Salakan
    Jl. Menukan No.239, Randubelang, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Indonesia
  4. Masjid Abdullah Umar
    Pelemsewu RT 03,, Palem Sewu, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, Indonesia
  5. Masjid Ar Rozak
    Randubelang, RT. 05, Bangunharjo, Banguntapan, Tarudan, Bangunharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55196, Indonesia
  6. Ziadatul Huda Mosque
    Desa Jotawang, Bangunharjo, Tarudan, Bangunharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, Indonesia
  7. Musholla Nurul Iman
    Jl. KH Ali Maksum, Palem Sewu, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, Indonesia
  8. Masjid Al Aqrob
    Ngancar, Bangunharjo, Semail, Bangunharjo, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, Indonesia
  9. Masdjid Baitul Hadi
    Jl. Parangtritis No.60, Druwo, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55188, Indonesia
  10. Masjid Al Hidayah Gabusan
    Jalan Parangtritis Gabusan, Balong, Timbulharjo, Sewon, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55185, Indonesia
Copyright © 2016 - 2025
PetaLokasi.org | About | Privacy