Komentar :
Hendy Handoyo (04/04/2018 14:51)
Bersih, tenang, ada Gua Maria
Katarina Embula (04/10/2017 11:13)
Love this church.
stevanus dock (03/05/2017 21:09)
Silent place to your pray
dirmawan hatta (14/10/2016 04:51)
Old building always heart warming.
agustinus risanta (27/07/2015 06:24)
wrong location
Benny Setiawan Kusumo (28/03/2015 08:35)
Wrong coordinate/ location. The correct coordinate is -7.475978, 110.216590
aloysius lazuardi (14/04/2017 07:24)
tempatnya nyaman
Awan Setyawan (01/02/2017 21:23)
Mantap jiwa
Habib Walidin (04/11/2016 03:26)
Dalam sejarah misi Katolik di Jawa, sejak tahun 1865 tercatat dua orang anak bernama Yoseph dan Sanisa dipermandikan di Magelang. Namun jangan dibayangkan kalau permandian itu dilakukan di sebuah gereja yang megah seperti gereja Ignatius sekarang ini. Sebab, baru pada tahun 1890 tanah yang kemudian menjadi komplek gereja ini dibeli oleh Romo F.VOOGEL, SJ. Kebetulan di atas tanah itu sudah ada suatu bangunan yang untuk sementara dijadikan tempat peribadatan.
Pembangunan gerejanya sendiri baru tercatat dilakukan pada tanggal 31 Juli 1899. Setahun kemudian, pada 22 Agustus 1890, sudah dapat digunakan untuk mempersembahkan misa kudus. Sedangkan pemberkatan gedung secara meriah pada 30 September 1900, dalam misa konselebrasi yang dipimpin Romo Mgr.LUYPEN,SJ dari Batavia, denagn didampingi oleh Romo MUTZAER SJ dari Cirebon, Romo ASSELBERGS,SJ dari Jogya, Romo FISHER dan ROMO HEUVEL dari Magelang. Sedangkan Romo F. VOOGEL, SJ justru tidak bisa hadir, karena sakit dan harus kembali ke Belanda.
Selain itu juga hadir Residen Kedu, petinggi militer Belanda di antaranya Kolonel Van der DUSSEN, tokoh-tokoh masyarakat Cina, dan tokoh-tokoh pribumi lainnya. Sedemikian meriahnya untuk ukuran saat itu, sehingga pemberkatan itu memancing kekaguman masyarakat Magelang tidak terbatas pada umat Katholik saja.
Saat bersejarah terjadi pada 27 Juni 1913, ketika seorang anak Jawa bernama Soewini (14) dipermandikan dengan nama Margaretha. Kemudian menyusul Maria Moerjati, dan selanjutnya disusul lagi oleh 12 siswa HIS (kini SDK Pendowo). salah satunya bapak Sangkrip dari Juritan/ Wilayah Paulus. Bertambahnya masyarakat Jawa memeluk agama Katholik ini merupakan buah kerja keras para misionaris yang namanya pantas ditorehkan dengan tinta emas, di antaranya Romo VAN LITH, SJ dan Romo J. HOVENAARS, SJ.
Perkembangan yang menggembirakan itu memunculkan pemikiran untuk memperluas gereja. Pada tanggal 15 Agustus 1926, perluasan dimulai dengan menambah dua sayap di kanan kiri induk bangunan, masing-masing selebar 3,5 meter. Keluarga ORIE yang kala itu tinggal di Belanda, menyumbang permadani untuk memperindah tampilan gereja.
Mulai tahun 1933, setiap hari minggu seusai misa siang, ada khotbah dan pelajaran agama yang disampaikan dalam bahasa Jawa oleh para Katekis. Sebagian besar para Katekis itu adalah siswa - siswa Perguruan Muntilan, hasil didikan Romo VAN LITH, SJ.
Felix Hariyanto (04/03/2016 07:16)
Untuk beribadah agama Katholik
utomo arif (01/02/2016 14:06)
Tempat beribadah agama Khatolik.
Amelia watu Krikil pantai (28/11/2015 12:10)
Aku pernah soalnya.agama ku katholik aku class 4 sd