Komentar :
Armin Bennasy (08/05/2018 04:30)
Education holiday
Aptantyo Widyo Kumoro (20/04/2018 22:38)
Nice
Joko Yuwono (12/04/2018 08:36)
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka adalah museum yang terletak di sekitar tepian Danau Maninjau, tepatnya di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Museum ini mulai dibangun pada tahun 2000 dan diresmikan pada tahun 2001 oleh Gubernur Sumatera Barat waktu itu, Zainal Bakar. Sesuai dengan namanya, museum ini mengkhususkan diri pada koleksi benda-benda peninggalan Buya Hamka, yang bangunannya merupakan rumah yang ditempati Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang.
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka terletak pada ketinggian yang lebih tinggi 5 meter dari jalan raya di sekitarnya. Museum ini menghadap ke arah barat atau Danau Maninjau dan membelakang ke arah timur. Museum ini memiliki bentuk arsitektur layaknya Rumah Gadang dengan atap bergonjong dan hiasan ukiran Minang.
Museum ini mulai dibuka pukul 8.00 hingga pukul 15.00 waktu setempat. Namun biasanya akan tetap dibuka untuk sementara waktu meski pengunjung melewati batas waktu kunjungan. Dari sekian orang yang mengunjungi museum ini, kebanyakan mereka bukan orang Indonesia, melainkan dari Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Bangunan museum ini sebelumnya merupakan rumah yang ditempati Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau akrab dipanggil Hamka sejak lahir hingga sebelum pindah ke Padang Panjang. Rumah milik nenek Hamka tersebut hampir diluluhlantakan pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Setelah sekian lama, pada tahun 2000 muncul gagasan dari Gubernur Sumatera Barat, Zainal Bakar untuk membangun kembali rumah tersebut dengan tetap mempertahankan bentuk aslinya lalu menjadikannya sebagai museum. Dengan bantuan dana dari berbagai pihak baik yang ada di Sumatera Barat maupun di luar Sumatera Barat terutama Malaysia, dalam waktu 11 bulan pembangunan museum ini dapat diselesaikan dan diresmikan oleh Zainal Bakar pada tanggal 11 November 2001.
Terdapat berbagai koleksi benda peninggalan Hamka di dalam museum. Ratusan buku, majalah, dan arsip-arsip tentang Hamka tersimpan di dalam lemari kaca, sementara puluhan foto terpajang di dinding-dinding hampir setiap sudut ruangan. Namun banyak keterangan foto yang tidak akurat, seperti foto Hamka bersama mantan Ketua MPR/DPR Amir Machmud misalnya yang ditulis "Hamka bersama Hamir Marmut".
Selain foto bersama Bung Karno, Bung Hatta, dan sejumlah tokoh lain, juga terdapat foto Hamka semenjak kanak-kanak, remaja, hingga foto lautan manusia mengantar jenazah Hamka ketika meninggal pada tahun 1981. Terpajang pula foto yang menggambarkan kedekatan Hamka ketika masih remaja dengan Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia dan ketua partai Masyumi kelahiran Alahan Panjang, Solok yang aslinya juga berasal dari Maninjau.
Di ruang tamu museum, terdapat sebuah meja tempat pengunjung mengisi buku tamu. Di sebelah ruang tamu, tersusun 5 rak buku kaca tempat menyimpan buku-buku koleksi museum yang jumlahnya sekitar 200 judul. Namun dari sekitar 118 judul karya Hamka, yang tersimpan di museum ini hanya 28 judul.
Di ruang kamar, terdapat tempat tidur dengan kain kelambu berwarna putih yang dahulu menjadi tempat tidur Hamka. Selain itu, juga terdapat ruang khusus yang dilengapi kursi-kursi peninggalan orang tua Hamka, lampu gantung kuno, 1 koper ketika Hamka pertama kali berangkat haji, 8 tongkat, dan baju wisuda lengkap dengan toga ketika Hamka dikukuhkan menjadi Doktor Honoris Causa dari Universitas Kebangsaan Malaysia dan Universitas Al-Azhar, Cairo, Mesir. Sebagian besar benda-benda peninggalan tersebut merupakan sumbangan dari berbagai pihak, terutama dari keluarga Hamka dan Universitas Kebangsaan Malaysia.
Hisham Bahari (28/03/2018 15:58)
Inspiring. Peaceful surrounding
Hamdani Agam (01/03/2018 05:39)
Ok
irzal fanany (01/02/2018 15:40)
Untuk memasuki Museum Kelahiran Buya Hamka pengunjung harus menaiki beberapa anak tangga karena terletak di atas bukit. Pengunjung yang ingin membeli souvenir, ada di seberang jalan museum ini. Buya Hamka juga tersohor sampai ke luar negeri, dapat dilihat dari banyaknya wisatawan dari negara tetangga yang mengunjungi museum ini, bahkan buku biografinya pun sudah diterjemahkan ke bahasa mereka. Sayangnya lokasi parkir di tempat ini masih minim.
Boby Sanjaya (19/01/2018 11:56)
Musium buya hamka adalah salah satu cagar budaya dan agama yg berada di ranah minang tempatnya di pinggiran danau maninjau. Nagari sungai batang kab. Agam sumatera barat, yg mana musium ini salah satu bukti kebesaran bangsa indonesia yg menjunjung peradaban bangsa yg moderen dan religius.... Sebagaiman buya hamka adalah tokoh cendikiawan yg sangat di hargai oleh bangsa luar....., jadi kalo kamu ke sumatera barat bertepatan ke danau maninjau jangan lupa deh singgah ke musium buya hamka. "bangsa yg besar adalah bangsa yg menghargai jasa para pahlawannya"
Fahmi Wicaksono (09/01/2018 08:50)
it's still original.. some. But it's limited to explore all rooms in the museum/house
Ardi Clever (13/10/2017 04:04)
Tempatnya indah, bersih, rapi dan makna akan nilai sejarah
Afif Afandi (20/09/2017 03:38)
Untuk pendidikan kita semua,,,
Pardi Mala (19/07/2017 18:38)
Rumah yang menyimpan banyak sejarah