Komentar :
Joko Yuwono (11/04/2018 13:56)
Museum yang diresmikan 19 Januari 1994 oleh Menteri Urusan Pangan/Kepala Bulog RI Prof Dr Ibrahim Hasan itu dibuka sejak pukul 08.00 WIB.
Meski di papan kunjungan ditulis buka hingga 13.00 WIB, namun terkadang museum itu buka hanya hingga pukul 12.00 WIB.
Aly Hasjmi pernah menjadi pemimpin redaksi di koran Atjeh Shimbun, surat kabar di bawah Jawatan Penerangan Jepang.
Ketika Jepang kalah dalam perang Asia Timur Raya, Ali Hasjmy bersama teman-temannya mendirikan surat kabar Semangat Merdeka.
Koran inilah yang menjadi media cetak pertama yang dikelola langsung oleh jurnalis Aceh. Sayangnya, di museum itu tidak terlihat arsip tentang dua koran yang pernah dipimpin Ali Hasjmy.
Saat ini, perpustakaan itu menyimpan 8.000 judul buku. Sebagian besar di antaranya koleksi buku itu adalah pengetahuan umum dan karya sejumlah penulis tentang Aceh.
Sangat sedikit referensi tentang Aceh tempo dulu di perpustakaan itu. Pada bagian lain, terlihat foto-foto Ali Hasjmy dalam sejumlah jabatannya di Aceh. Bahkan, tas kerja dan tas saat mengikuti seminar pun ada di museum itu. Terlihat juga ruang kerja Prof Ali Hasjmy.
zall e-padi (09/10/2017 14:54)
banyak sejarah Aceh tercatat dan disimpan dengan rapi disini.
Rizki Alhaqqi (26/07/2017 12:27)
Banyak buku dan benda - benda lama tang ada di perpustakaan dam museum ali hasjmy
fauzi rahman (18/12/2016 08:38)
Tempat yg bagus untuk menggali sejarah aceh..minimal melengkapi kekurangan data data sejarah