Komentar :
Rudy Hermansjah Tahir (27/03/2018 09:52)
Masjid Kuno Indrapuri adalah sebuah candi dari Kerajaan Hindu Lamuri sekitar abad ke-12 Masehi dan merupakan tempat pemujaan sebelum agama Islam masuk.
Suatu saat, Kerajaan Hindu Lamuri perang dengan pasukan bajak laut dari Cina, dan pada akhirnya, perang dimenangkan oleh Kerajaan Lamuri atas bantuan Meurah Johan yaitu Pangeran dari Lingga (Gayo), yang kemudian menjadikan Kerajaan Lamuri sebagai penganut Islam, tempat ini yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Bangunan masjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 meter persegi, terletak di ketinggian 4,8 meter di atas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi sungaci Krueng Aceh.
PORTIKO News (01/02/2018 14:54)
Masjid Kuno Indrapuri adalah sebuah candi dari Kerajaan Hindu Lamuri sekitar abad ke-12 Masehi dan merupakan tempat pemujaan sebelum agama Islam masuk.
Suatu saat, Kerajaan Hindu Lamuri perang dengan pasukan bajak laut dari Cina, dan pada akhirnya, perang dimenangkan oleh Kerajaan Lamuri atas bantuan Meurah Johan yaitu Pangeran dari Lingga (Gayo), yang kemudian menjadikan Kerajaan Lamuri sebagai penganut Islam, tempat ini yang sebelumnya kuil diubah menjadi sebuah masjid. Bangunan masjid berdiri di atas tanah seluas 33.875 meter persegi, terletak di ketinggian 4,8 meter di atas permukaan laut dan berada sekitar 150 meter dari tepi sungai Krueng Aceh.
Joko Yuwono (29/01/2018 02:37)
Masjid Indrapuri dapat dikatakan berdiri di wilayah yang mengalami proses evousi budaya serta ideologi yang panjang dan kental. Dikatakan evolusi dikarenakan adanya perubahan dari sebuah candi tempat umat Hindu beribadah menjadi masid. Proses terjadinya secara alamiah tanpa kekerasan mengarungi waktu yang panjang dalam sebuah budaya komunitas masyarakat.
Masjid Indrapuri berada di Desa Pekuan Indrapuri. Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar. Masjid yang diperkirakan bekas peninggalan agama Hindu itu berkonstruksi kayu dan didirikan di atas reruntuhan bangunan benteng. Bangunan banteng yang diperkirakan bekas peninggalan Hindu itu pernah dimanfaatkan sebagai pertahanan di masa pendudukan Portugis dan Belanda. Sebagaimana diketahui, dahulu kala Nusantara diselimuti oleh kekuasaan Hindu. Di daerah lokasi Indrapuri pada abad ke-12 M telah berdiri sebuah kerajaan Hindu.
Hal itu ditandai dengan keberadaan candi lainnya seperti Candi Indrapatra dan Indrapurwa yang sayangnya kini lenyap ditelan zaman. Konon candi Indrapuri dikhususkan bagi kaum wanita. Menurut cerita, untuk membangun candi ini telah dihabiskan 5.000 telur sebagai bahan perekat pengganti semen. Candi Indrapuri terbuat dari batu hitam berupa lempengan berukuran 20x40 cm dengan ketebalan 5 cm. Dikisahkan kemudian bagaimana candi ini bisa menjadi masjid. Kala itu diawali dengan kedatangan seorang penyebar agama Islam bernama Abdullah Kan’an bergelar Tengku Abdullah Lampeuneun yang berasal dari Peureulak, Aceh Timur bersama putra mahkota Kerajaan Lingga. Pada saat itu pangeran Kerajaan Lamori yang berkuasa sedang dalam ancaman gerombolan bajak laut Cina yang dipimpin seorang wanita bernama Putri Neng yang cantik namun terkenal kejam dan bengis. Putri Neng juga berpengalaman di mana seluruh anak buahnya memiliki ilmu bela diri yang tinggi.
Singkatnya, ketika tentara Kerajaan Lamori terdesak hebat, Tengku A Lampeuneuen dan Meurah Johan menawarkan bantuan. Dengan kekuatan keramat sebagai Waliyulah mereka berhasil menghalau bajak laut. Sebagai ungkapan terima kasih maka Baginda Raja menjadi muslim dan mendirikan kerajaan Islam pada tahun 1205 M bergelar Sultan Alaidin Johansyah Dhilullah Fil'alam.
Setelah Islam masuk dan berkembang pesat di Aceh, benteng yang semula menjadi tempat peribadatan Hindu, dindingnya dihancurkan dan digantikan dengan masjid. Begitu juga dengan ornamen asli penghias bangunan dalam, ditutup pester mengingat ajaran slam melarang adanya penggambaran makhluk bernyawa.
Masjid yang dibangun tahun 1270 H atau pada akhir tahun 1853 Mini miskin arsitektur. Bentuk atapnya limas tumpang tiga seperti masjid-masjid tradisional di Jawa. Kekuatan masjid ini justru berada di atas benteng yang kokoh. Bentuk bangunan Masjid Indrapuri merupakan bangunan asli berbentuk seperti kebanyakan masid tradisional yang ada di Indonesia.
Setelah kerajaan Lamori yang telah diislamkan pada masa Sultan Iskandar Muda (1606-1636 M) takluk dalam kekuasaan Kerajaan Aceh Darussalam, Indrapuri resmi menjadi masjid jami’. Berbeda dengan dasar bangunan masjid yang berasal dari bangunan candi, ukiran-ukiran di bangunan masjid tidak menyiratkan relief-relief bernuasa Hindu.
Muhammad Shalihin (22/05/2017 17:54)
Heritage place, landmark, historical place, ancient architecture, fortress, and one of the oldest Mosque in Indonesia even in Asia which is a former Hindu Temple.
Na'imullah Al Jazury (28/01/2017 18:26)
Historical, Religious, Mystery, here is my education, my home and our masjid. The oldest masjid in Southeast Asia.
Cak Lemper (23/06/2017 00:54)
Masjid Tuha Indrapuri...Masjid tua bersejarah Aceh masa lalu...
Rajo Arya (19/01/2017 16:20)
Ini adalah Masjid yang sangat bersejarah. Gaya bangunannya adalah tipologi asli bangunan Bilad al-Jawi (Negeri Melayu). Berdiri di tepian Krueng Aceh. Masjid ini memiliki kuta atau benteng layaknya Masjid-masjid di Aceh tempo dulu. Tempat ini wajib untuk kita kunjungi karena selain pemandangan yang indah di sekitarnya, kenyamanan beribadah ditempat ini membuat hati kita teduh.
jawami ahmad (02/08/2016 15:28)
Masjid ini asalnya sebuah kuil dlm kerajaan Hindu Lamuri sekitar abad ke 12. Dalam satu peperangan menentang bajak China, tentera Hindu Lamuri telah di bantu seorang pengeran islam dari Linggi bernama Meurah Johan sehingga mendapat kemenangan. Dengan pengaruh Meurah Johan, akhirnya kerajaan Hindu Lamuri telah memeluk islam dan kuil tersebut di tukar menjadi masjid. Kami singgah sebentar disini pada 27 Mac 2014.