Hidayah Foundation

I. Latar Belakang

Performa Masyarakat Dunia di senja kala usia yang semakin tua begitu tagis, yakni masih banyak yang lusuh , kemiskinan dimana mana dan banyaknya Pembangunan struktur maupun infrastruktur yang membuat masyarakat kalangan menengah kebawah harus bersaing dengan kalangan atas sehingga yang kaya makin kaya yang miskin makin miskin. Pendek kata masyarakat belum merasakan secara subtansial, terdapat banyak ironi didunia ini salah satunya adalah tentang keniscayaan yang justru tidak niscaya, misalnya sekolah-sekolah, Rumah Sakit-Rumah Sakit, Tempat Ibadah dll sebagai Bagian Core Integral Institusi pemerintah yang dari azalinya diyakini sebagai instrumen perjuangan bagi dan mengusung Liberalisionalisme terhadap masyarakat tetapi realitasnya masih jauh dari harapan, meski usianya sudah senja. Ada beberapa kemungkinan kenapa semua hal itu terjadi? Pertama Niat dan I’tikad pemerintah yang belum steril karena pemberdayaan masyarakat kecil kurang tersosialisasikan sehingga masyarakat kecil dan miskin hanya menjadi penonton bagi pemain kelas atas untuk diekploitasi dengan berlindung dibalik topeng peningkatan kesejahteraan rakyat miskin.
Kedua Keterbasan pemerintah dalam menyokong dan mendanai pengusaha-pengusaha kecil sebagai tanggung jawabnya untuk memenuhi hak-hak publik, karena keterbatasanya akhirnya banyak sekolah-sekolah, Rumah Sakit-Rumah Sakit, Tempat ibadah yang mengalami pelapukan dan ambruk hanya sarana yang bagus dan mewah yang bisa menjalani itu pun harus dengan biaya yang lebih mahal dan masyarakat kecil hanya menjadi tontonan melalui media massa minus pilu dan amal nyata.
Adapun pejabat publik, namun minoritas yang peduli dan kreatif harus “Memertaruhkan” sk Jabatan dalam upaya mendapatkan bantuan dana guna membangun kembali sekolah-sekolah, Rumah Sakit-Rumah Sakit tempat Ibadah dan bantuan bagi rakyat miskin. Agar membantu dan mendanai kami dengan Zakat, Infaq, Shadaqoh dan Pajak-Pajak sehingga kami dapat mengalami transformasi Liberalisionalisme yang kemudian melahirkan efek bola salju kepada masyarakat.

II. Visi dan Misi

Ketika Membincang masyarakat, tentang masyarakat umum misalnya, setidaknya da suatau pertanyaan mendasar yang memerlukan jawaban lugas tapi konseptual : Mau dibawa kemana masyarakat tersebut dan bagaimana caranya?
Mengenai pertanyaan ini, maka secara ekplisit lembaga dan perusahaan-perusahaan bertanggung jawab untuk mampu memproyeksikan eksistensinya masyarakat dimasa depat seperti apa dan dengan sejumlah tantangan yang harus dihadapinya dan itu artinya model leadership dimasyarakat haru diletakan dalam kepemimpinan kolektif koligial. Sehingga karena itu masyarakat.
Arah tujuan serta cita-cita senatiasa akan diabsurd manakala kita alpa untuk merumuskan secara cerda apa yang menjadi visi dan misi kita. Oleh karena itu kami mencoba merumuskan visi dan misi melalui proses pergulatan dan kegelisahan bathin yang pada akhirnya, alhamdullilah, Visi dan Misi kami memformulasikan

VISI

Membangun Peradaban manusia yang berjiwa sosial dan membangun jaringan guna memenuhi tantangan hidup,berkreatifitas tinggi dalam melaksanakan kegiatan sosial

MISI

Membangun peradaban manusia yang tinggi berintelektual tinggi, Religius Mandiri dan Sosial guna melaksanakan pembangunan ekonomi sosial budaya yang bersyari’ah